Penghinaan di Media Sosial
Risma: Saya Pantang Meminta Jabatan
Padahal, menurut Risma, dirinya selama ini belum pernah berbicara ingin berkontestasi dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Kepada warga Surabaya mari kita hilangkan kebencian," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Ia tidak ingin masalah itu berlarut-larut dan memicu kebencian dan permusuhan.
"Biarlah kita serahkan kepada Allah, bagaimana selanjutnya," tambah Risma.
Dalam kesempatan itu Risma mengaku terkejut ketika diberitahu adanya netizen (Zikria) yang menulis ujaran kebencian terhadap dirinya.
"Salah apa saya kok saya harus disebut kodok," katanya.
Bukan hanya postingan Zikria Dzatil yang disentil, tetapi juga ulah netizen lainnya.
Satu di antaranya saat Risma tengah melakukan kegiatan bersih‑bersih di jalanan, sesuatu yang kerap dilakukannya.
"Saya dibilang calon TKW (tenaga kerja wanita)," ujar Risma.
Ia mengaku heran apa yang salah dari pekerjaan sebagai TKW, padahal bukan pekerjaan hina.
"Kita tidak tahu nasib seseorang, saat ini saya sebagai wali kota, tapi besok mau jadi apa tidak ada yang tahu," ungkapnya.
Dijelaskan, seluruh aktivitas dirinya yang di lapangan merupakan bentuk tanggungjawab sebagai pemimpin.
Risma menegaskan tak pernah menyuruh siapapun untuk membela dirinya.
"Saya berani disumpah dengan cara apapun, saya tidak pernah menyuruh siapapun untuk membela saya," kata Risma.
Tercatat beberapa aksi yang mengatasnamakan warga Surabaya bermunculan, menuntut penghinaan terhadap Risma diproses secara hukum.
Risma juga menegaskan dirinya tidak memiliki akun di media sosial.