Minggu, 5 Oktober 2025

Penemuan Mayat

Sosok Mayat dalam Koper di Bogor Masih Misteri, Bukti Baru Ada Jas dari Italia dengan Bunga di Kiri

Sosok mayat pria dalam koper yang ditemukan diDesa Curug Bitung, Kabupaten Bogor pada Minggu (10/11/2019) identitasnya belum terungkap.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Sketsa wajah mayat dalam koper di Bogor 

TRIBUNNEWS.COM - Sampai dengan saat ini sosok mayat pria dalam koper yang ditemukan di Kampung Teluk Waru, Desa Curug Bitung, Kabupaten Bogor pada Minggu (10/11/2019) identitasnya belum terungkap.

Bahkan hingga hampir dua bulan, tidak ada laporan dari pihak keluarga.

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan pihak keluarga korban diduga pembunuhan itu dapat dijadikan data antemortem (sebelum kematian).

Sehingga dapat menjadi pembanding untuk identifikasi mayat.

Baca: Anak Pejabat Tarakan Kuliah di Hubei, Nasibnya Sempat Terlunta karena Wabah Virus Corona

Baca: Eksistensi Sunda Empire Bikin Heboh, Kepada Keluarga Nasri Banks Bilang Enggak Ada yang Salah

"Sampai sekarang jasadnya masih ada di Instalasi forensik RS Polri Kramat Jati. Belum teridentifikasi karena tidak ada data pembanding," ujarnya, dilansir dari TribunJakarta.com, Sabtu (26/1/2020).

Selain itu kondisi jasad yang diduga dibunuh 5 hari sebelum ditemukan sudah mebusuk, jadi semakin sulit diidentifikasi.

Satu-satunya cara identifikasi lewat prosedur Disaster Victims Identification (DVI) yang digunakan dalam kasus kecelakaan.

Yakni dengan membandingkan data posmortem (setelah kematian) korban dengan antemortem pihak keluarga inti hingga cocok.

Sejak 28 November 2019 lalu Polres Bogor sudah merilis sketsa mayat yang pada bagian kepala dan wajahnya ditemukan tanda penganiayaan.

Tak bisa diidentifikasi

Koper yang digunakan pelaku untuk menyimpan jasad korban (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
Koper yang digunakan pelaku untuk menyimpan jasad korban (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy) ()

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan identifikasi korban menggunakan sidik jari tak bisa dilakukan karena jasad membusuk.

"Memang identifikasi paling cepat menggunakan sidik jari, itu pun kalau korban sudah melakukan perekaman e-KTP. Tapi ini tidak bisa karena jasad sudah membusuk," kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Rabu (13/11/2019).

Dalam prosedur Disaster Victims Identification (DVI) yang digunakan untuk mengidentifikasi korban, terdapat tiga parameter.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved