Gadis Asal Aceh Hilang 5 Tahun, Diduga Korban Perdagangan di Malaysia, sang Ayah Terisak Menangis
Seorang gadis asal Aceh Utara, bernama Syafridawati, dilaporkan hilang, diduga menjadi korban perdagangan manusia di Malaysia sejak tahun 2015.
Pada tahun 2015, kata Safaruddin, Mutia datang berulang kali ke rumah Nurdin meminta Syafridawati anaknya dibawa ke Malaysia untuk dipekerjakan.
"Datang pertama minta, tapi Pak Nurdin nggak kasih, datang kedua minta lagi, Pak Nurdin tetap nggak kasih juga.
Kemudian datang ketiga kali, si Mutia ini bawa suaminya, katanya nanti akan ada gaji tiga juta sebulan dan akan sering mengirim uang ke Aceh," kata Safaruddin.
Akhirnya karena sudah ada jaminan dan cukup meyakinkan, Nurdin mengikhlaskan putrinya untuk berangkat ke Malaysia bersama Mutia.
"Pada tanggal 18 Agustus 2015, berangkat orang ini, paspor sudah diurus sama Mutia. Syafridawati dijemput pakek mobil lalu mereka berangkat," kata Safaruddin.
Setelah sampai di Malaysia, Syafridawati sempat memberi kabar bahwa dirinya telah sampai di Malaysia.
"Kemudian lama tak ada kaba
r, pas puasa 2016 dia telepon sekali pakek nomor Malaysia bahwa dia di sana kerja tapi nggak ada uang karena tidak digaji. Syafridawati menangis, tapi dia tidak bilang kerja di mana," kata Safaruddin.
Lama tak memberi kabar, setahun kemudian Syafridawati kembali menelepon.
Dia kembali memberitahu kepada keluarganya di Gampong Krueng Lingka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, bahwa ia tidak ada uang untuk pulang ke Aceh.
(Serambinews.com/Ansari Hasyim)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 7 Fakta Gadis Aceh Dijual di Malaysia, Berprilaku Santun Kirim Kabar Sambil Menangis Ingin Pulang