Rusuh di Papua
Pengungsi Kerusuhan Wamena Pulang ke Kampung Halaman Gunakan Kapal Laut
Mereka memilih pulang kampung, karena trauma berat mengingat peristiwa rusuh Wamena.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 1145 jiwa pengungsi dampak rusuh Wamena, yang mengungsi di Jayapura sekitarnya, memilih pulang kampung dengan kapal laut KM Sinabung, dari Pelabuhan Jayapura Rabu (9/10/2019).
Mereka memilih pulang kampung, karena trauma berat mengingat peristiwa rusuh Wamena.
Kondisi ini berbalik dengan 102 jiwa pengungsi yang memilih kembali ke Wamena dengan pesawat Hercules. Sebanyak 1145 jiwa pengungsi memilih pulang kampung menuju Toraja, Makassar, Bau-bau, Manado, Jakarta dan Surabaya.
Salah seorang pengungsi yakni Sarah Sapan perantau asal Toraja mengatakan, dirinya beserta anaknya usia Balita memilih pulang ke kampung halaman, karena trauma atas kejadian rusuh Wamena.

“Bagaimana ya, trauma lah, mereka bakar rumah disamping tempat tinggal kami. Lalu kami dikejar pakai parang, dan kami lari ke sungai,”ujar Sarah yang suaminya tukang bangunan di Wamena.
Baca: Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun yang Manis, Afgan Janjikan Satu Hal Ini kepada Rossa
Baca: Shah Rukh Khan Gelar Pesta Sederhana untuk Ulang Tahun Istrinya Usai Setahun Tak Main Film
Baca: Prediksi Susunan Pemain Jerman vs Argentina Laga Uji Coba, Joachim Low Percayakan Pemain Muda
Hasmawati perantau asal Makassar juga mengungkapkan juga rasa trauma yang dialaminya. “Rumah saya di Wamena dibakar, kami didalam rumah saat pembakaran, untung pelaku tidak melihat kaminkarena kepulan asap. Sehingga kami bisa lari menyelamatkan diri menuju sungai,”ungkap Hasma yang suaminya sopir lajuran di Pegunungan Tengah Papua.
Ia menambahkan, sempat melihat tetangganya yang dibantai dan dibakar para pelaku rusuh. “Itu yang buat kami ketakutan, melihat kejadian langsung,”ujarnya.
Sarah yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga melanjutkan, trauma yang dialami cukup mendalam karena melihat aksi kerusuhan. “Ya, lihat sendiri, jadi kadang datang dalam ingatan,”ungkapnya.
Ribuan pengungsi yang memilih pulang kekampung halaman masing-masing, dibiayai perkumpulan masyarakat asalnya. “Kami pulang di ongkosi sama kerukunan keluarga,”tuturnya.
Sebagaian besar pengungsi memilih pulang kampung, untuk menenangkan diri. “Ya, sambil menunggu situasi benar-benar kondusif, kami milih tinggal dikampung halaman dulu,”ujarnya.
Menurut informasi, sudah 3041 jiwa yang mendaftar dan membeli tiket pulang kampung halaman dengan kapal laut. Mereka akan diberangkatkan secara bertahap, seperti hari ini baru 1145 jiwa yang bisa diberangkatkan. Selanjutnya akan diberangkatkan pada Jumat mendatang sesuai jadwal kedatangan kapal di Pelabuhan Jayapura.
Sementara itu Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian menggelar tatap muka dengan pengungsi dampak Wamena di Hotel Rimba Timika.
Menkopolhukam menyatakan, kedatangannya ke Papua atas perintah Presiden Jokowi, untuk melihat secara langsung kondisi pasca terjadinya rusuh dibeberapa kabupaten di Papua. “Presiden memerintahkan melihat langsung kondisi Wamena, Jayapura, Mimika serta para pengungsi,”tutur Menkopolhukam.
Menkopolhukam mengklaim, situasi Wamena dan Ilaga Puncak sudah kondusif, sehingga mengajak warga pengungsi untuk kembali ke wilayah tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat Toraja mewakili para pengungsi dari Toraja yakni Daud Bunga menyampaikan apresiasinya kepada aparat keamanan TNI dan Polri, yang mengunjungi secara langsung para pengungsi. “Kami apresiasi TNI dan Polri, tapi kami harap pengungsi yang masih tersisa di Timika bisa dipulangkan ke kampung halaman karena kondisi mereka yang mengalami trauma berat,”minta dia.
Meski Menkopolhukam menyatakan situasi Papua secara keseluruhan sudah kondusif, tapi meminta masyarakat tetap waspada. “Sebenarnya sudah aman, tapi harus tetap waspada, karena ancaman bisa saja ada meski aparat susah berjaga untuk memberikan jaminan keamanan,”kata Menkopolhukam.