Bocah Alami Kerancuan Kelamin: Bolak-balik Bandung Hingga Perjuangan Orangtua Biayai Pengobatan
Dia harus harus bolak-balik ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung guna memeriksa kondisi kesehatannya
Meski baru berusia 3 tahun, AR sudah mengetahui jika dirinya berbeda dengan anak-anak sebayanya, lantas apa yang memicu terjadinya kelainan berkelamin ganda atau kerancuan kelamin?
AR (3) bocah asal Kampung Mereleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan satu dari sekian banyak anak di Indonesia yang mengalami kerancuan alat kelamin dengan beragam kasus.
Kepada Kompas.com Sultana M H Faradz, profesor di bidang genetika medik dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, mengaku sudah menangani lebih dari seribu anak dengan kerancuan alat kelamin sejak 2004.
• Viral Kisah Anak Tukang Becak Sukses Raih Gelar Doktor di Usia 27 Tahun, Selesaikan S2 Cuma 3 Bulan
• Susy Susanti Sesalkan PB Djarum Berhenti Tahun Depan Gegara Tudingan Eksploitasi Anak di Iklan Rokok
• Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, Hapuskan Dosa Setahun, Ini Niat dan Jadwal Lengkapnya
• Dilakukan Mulai Besok Senin 9 September 2019, Begini Tata Cara dan Niat Puasa Tasua dan Asyura
Menurut dia, kerancuan alat kelamin ada berbagai jenis dan tipe.
Ada yang memang memiliki dua jenis kelamin, ada yang lubang penisnya tertutup, ada yang saluran urin bocor, dan lain sebagainya.
Sultana yang mendedikasikan diri untuk mengobati dan meneliti kerancuan kelamin itu mengatakan, kerancuan kelamin bisa disebabkan oleh 3 faktor.

Penyebab kerancuan kelamin
Berikut Kompas.com telah merangkum 3 penyebab kerancuan kelamin pada anak:
1. Genetik
Sultana menjelaskan, faktor genetik itu bisa dari keturunan atau tidak.
"Bisa keturunan atau hanya terjadi pada anak itu saja, bukan dari orangtuanya," ujar Sultana kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).
2. Hormonal
"Faktor hormonal juga bisa, ada gangguan hormonal yang tidak terproduksi," kata Sultana.
3. Eksternal
Faktor pemicu ketiga juga bisa diakibatkan oleh paparan dari luar tubuh si ibu selama masa kehamilan.