Minggu, 5 Oktober 2025

Mengenal Habib Husien, Pendakwah yang Meninggal di Usia Muda: Makamnya Berada di Tengah Pasar

Ada yang menarik di Pasar Los Batu Kandangan. Di tengah pertokoan di dalam pasar tersebut, terdapat sebuah makam.

Editor: Dewi Agustina
Banjarmasinpost.co.id/Hanani
Makam Al Habib Husien Bin Ali Assegaf bin Idrus Assegaf yang letaknya di Pasar Los Batu Kandangan, tepatnya di tengah pertokoan. Makam tersebut tiap hari diziarahi pengunjung dari Kandangan maupun luar daerah yang sekaligus hendak berbelanja ke Pasar Kandangan. Banjarmasinpost.co.id/Hanani 

Menurut Aziz, Habib Husien adalah cucu dari Idrus Assegaf dari negeri Hadral Maut yang datang ke Kalimantan dengan misi berdakwah menyebarkan Islam di Kalsel, jauh sebelum Belanda masuk untuk menjajah Indonesia.

Tugas dakwah selanjutnya dilakukan anaknya, Ali bin Idrus Assegaf yang kemudian tinggal di Kandangan, dan berdakwah di wilayah HSS.

Kemudian menikah dengan warga HSS, hingga melahirkan putra bernama Husien bin Ali Assegaf. Misi dakwah selanjutnya diemban Husien, setelah mendapat ilmu agama dari ayah dan kakeknya.

Makam Al Habib Husien Bin Ali Assegaf bin Idrus Assegaf yang letaknya di Pasar Los Batu Kandangan, tepatnya di tengah pertokoan. Makam tersebut tiap hari diziarahi pengunjung dari Kandangan maupun luar daerah yang sekaligus hendak berbelanja ke Pasar Kandangan. Banjarmasinpost.co.id/Hanani
Makam Al Habib Husien Bin Ali Assegaf bin Idrus Assegaf yang letaknya di Pasar Los Batu Kandangan, tepatnya di tengah pertokoan. Makam tersebut tiap hari diziarahi pengunjung dari Kandangan maupun luar daerah yang sekaligus hendak berbelanja ke Pasar Kandangan. Banjarmasinpost.co.id/Hanani (Banjarmasinpost.co.id/Hanani)

"Namun, Habib Husien meninggal dunia pada usia masih terbilang muda, yaitu 30 tahun. Akhirnya dimakamkan di kawasan masjid. Dulunya sebelum dibangun pasar, lokasi makam Habib Husien itu kawasan masjid yang dibangun ayahnya Habib Ali. Jadi di belakang makan itu dulunya masjid," ungkap Aziz.

Meninggal di Usia 30 Tahun

Habib Husien Bin Ali Assegaf dikenal sebagai pendakwah muda yang lahir di Kandangan.

Hidupnya didedikasikan untuk mengenalkan Islam ke wilayah Pegunungan Meratus di Kecamatan Loksado.

Dia memulainya dari Desa Lumpangi bersama ayahnya Habib Ali.

Selama berdakwah, mereka sering menggunakan transportasi lanting (rakit bambu), pulang dari Lumpangi sambil membawa hasil kebun.

Setelah sukses menyebarkan Islam di Lumpangi, Habib Husien berdakwah di wilayah bawah (Kandangan).

Habib Husienpun dikenal masyarakat Kandangan sebagai dai muda.

Baca: Megawati Bertemu Perdana dengan Prabowo, 5 Pernyataan yang Dibahas, Termasuk Sambung Persahabatan

Baca: Megawati Dinilai Lebih Prioritaskan Gerindra Gabung Koalisi Jokowi, Ketimbang PAN dan Demokrat

Baca: Surya Paloh Bertemu Anies Baswedan, Pengamat: Tercium Keretakan TKN dan Indikasi Pecah Kongsi

Namun, di usianya ke 30, Husien jatuh sakit, hingga meninggal dunia.

Habib Aziz, yang secara juriat merupakan cucu dari Habib Husien mengatakan sebelum zaman Belanda, kawasan Pasar Los Batu atau lokasi makam adalah masjid, yang letaknya tak jauh dari pelabuhan.

Pada saat Belanda datang ke Kandangan, dibangun Bandar Pelabuhan, hingga akhirnya merencanakan mengubah tata kota.

Masjid yang ada di dekat makam Habib Husien, dipindah ke Jalan Kalimati (sekarang jalan Teluk Masjid, dimana terdapat masjid Agung Takwa).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved