Kamis, 2 Oktober 2025

Serang Hampir 1.000 Orang, Hepatitis A di Pacitan Akibat Kurangnya PHBS, Begini Cara Pencegahannya

Penyakit hepatitis A di Kabupaten Pacitan menyerang hampir 1.000 orang. Khofifah sebut akibat kurangnya PHBS hingga Kemenkes jelaskan pencegahannya

Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
KOMPAS.com/SLAMET WIDODO
Penyakit hepatitis A di Kabupaten Pacitan menyerang hampir 1.000 orang. Khofifah sebut akibat kurangnya PHBS hingga Kemenkes jelaskan cara pencegahannya. 

TRIBUNNEWS.COM- Penyakit hepatitis A di Kabupaten Pacitan menyerang hampir 1.000 orang.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penyebab penularan penyakit hepatitis A akibat kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Terkait kasus ini, Kemenkes memberikan penjelasan mengenai cara pencegahannya.

Penyakit hepatitis A di Pacitan masuk ke dalam kategori kejadian luar biasa (KLB).

Hingga Minggu (30/6/2019) penderita hepatitis A mencapai 957 orang.

Jumlah ini merupakan akumulasi dari warga yang terserang hepatitis A sejak kasus pertama kali di wilayah tersebut.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah menyebut, penularan penyakit hepatitis A dimulai dari PHBS di masyarakat.

Baca: Wabah Hepatitis A di Pacitan Masuk Kategori Kejadian Luar Biasa, Penderita Hampir 1.000 Orang

Baca: Cincau, Sumber Air Bersih dan Makanan Lebaran Diduga Menjadi Media Penularan Hepatitis A di Pacitan

Khofifah juga menyebut saat ini angka penularan tersebut kian menurun.

"Penularannya sudah menipis sebetulnya. Tapi dari awal problemnya karena PHBS ini, terutama berkaitan dengan air bersih. Kita akan suplai air bersih yang dibutuhkan masyatakat," kata Khofifah, Selasa (2/7/2019) dikutip dari Kompas.com.

Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menghentikan penularan wabah penyakit tersebut.

Khofifah bahkan telah meminta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk memeriksa kecukupan air bersih di wilayah Pacitan.

"Saya mengomunikasikan dengan Kadis Kesehatan supaya bisa diperiksa kecukupan air bersihnya, karena tadinya sempat meluas di delapan kecamatan," ujar Khofifah.

Senada dengan Khofifah, Kepala Dinas Kabupaten Pacitan Eko Budiono mengatakan, angka penularan hepatitis A mengalami penurunan secara harian.

"Sejak sebelum ditetapkan kejadian luar biasa ( KLB), kami sudah melakukan upaya pencegahan,”

“Meski jumlah angka meningkat, namun secara harian menurun tajam,” katanya dikutip dari Kompas.com.

Mengutip dari healthline, hepatitis A adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis A atau HAV.

Penyakit ini dapat menular lewat konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena hepatitis A apabila berada di daerah yang memiliki sanitasi buruk.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantoro.

Penularan juga dapat terjadi melalui fekal-oral atau masuk ke saluran pencernaan.

Baca: Tidak Ada Larangan Kunjungi Pacitan Saat KLB Hepatitis A, Asalkan Tubuh Sehat dan Jaga Kebersihan

Baca: Pacitan KLB Hepatitis A, Ipong Muchlisoni Waspadai Penyebaran Penyakit ke Ponorogo

"Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala dan berkurang secara cepat setelah timbulnya gejala disfungsi hati yang timbul bersamaan setelah munculnya sirkulasi antibodi HAV (Hepatitis A Virus) dalam darah," ujar Anung pada Selasa (2/7/2019) dikutip dari Kompas.com.

Beberapa gejala dari penyakit ini diantaranya yakni demam, tidak nafsu makan, gangguan saluran pencernaan, gangguan perut dan mata berwarna kuning, serta lemah dan lesu.

Pencegahan harus dilakukan untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.

Menurut Anung, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai cara pencegahan.

Dianjurkan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun secara benar terutama dalam lima saat kritis.

"Terutama pada lima saat kritis, seperti sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, setelah buang air besar dan air kecil, setelah mengganti popok bayi, serta sebelum menyusui bayi," kata Anung.

Pencegahan lain yakni dengan membuang tinja di jamban yang bersih.

Selain itu, pastikan air bersih tidak terkontaminasi.

(Tribunnews.com/Miftah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved