Water Credit Solusi Alternatif Meningkatkan Akses Air dan Sanitasi Melalui Kredit Mikro
Water Credit atau peningkatan akses air dan sanitasi melalui kredit mikro yang merupakan inisiatif Danone-AQUA berkolaborasi dengan Water.org
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone-Indonesia mengatakan kolaborasi antara Danone-AQUA dengan water.org bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih bagi warga di beberapa daerah yang aksesnya terbatas.
Kolaborasi ini sejalan dengan visi Danone “One Planet One Health” di mana Danone percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman atau pun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat.
Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus mendukung tercapainya target SGDs di 2030. Untuk itu penting bagi kami mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang baik melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat”, jelas Karyanto.
Ketersediaan air bersih yang belum merata di Indonesia masih menjadi isu penting yang melibatkan banyak pihak. Kemudahan akses terhadap air bersih dipercaya sebagai salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan serta menjaga rantai kehidupan.
Meski dalam 20 tahun terakhir tingkat pendapatan dan ekonomi di Indonesia meningkat, namun dari 255 juta penduduk, lebih dari 33.4 juta penduduk kekurangan air bersih dan 99,7 juta kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang baik.
Pemerintah melalui Rapat Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menargetkan pada akhir 2019, Indonesia mencapai akses universal 100-0-100, yaitu 100 % masyarakat mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang baik.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah meluncurkan berbagai program pembangunan akses air bersih dan sanitasi, salah satunya Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Program ini mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dengan pembentukan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) Perdesaan.
Tantangan lain yang dihadapi dalam mencapai target ini adalah kebutuhan sumber daya dan pembiayaan yang besar untuk pembangunan dan pengembangan akses air bersih dan sanitasi.
Data dari Kementerian PUPR, sampai akhir 2018 masyarakat yang mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang baik baru sekitar 72 persen.
Untuk itu pemerintah gencar berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa memenuhi target yang telah ditetapkan.
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat, Direktorat Pegembangan Sistem Penyediaan Air Mimum, Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR, Abdul Hakam, ST. MM mengatakan peningkatan dan mengembangkan pelayanan Kelompok SPAMS perdesaan diharapkan mampu melengkapi investasi Pemerintah pada sektor air dan sanitasi di perdesaan.
"Caranya menggerakkan Kelompok SPAMS Perdesaan agar lebih berkelanjutan dan mampu mendapat pembiayaan komersil dari lembaga keuangan guna memperluas cakupan pelayananya," katanya.