Tangis Ibunda Mahasiswi yang Meninggal Menjelang Wisuda Saat Sang Rektor Serahkan Toganya
Ia langsung menutup sambutan dan duduk, karena suaranya tampak semakin berat saat bercerita tentang anaknya.
Editor:
Hendra Gunawan
Sang ayah juga bercerita, jika anaknya pernah bercita-cita berkuliah di Jepang, karena ia memang bisa berbahasa Jepang.
Namun, Bukhari tidak mengizinkannya, karena ia khawatir anak gadisnya jauh dari keluarga.
Setelah selesai pendidikan sarjana, kepada ayahnya, Rina pernah mengungkapkan keinginannya melanjutkan S2 sambil bekerja sebagai guru bahasa Jepang.
Karena cita-citanya kelak adalah menjadi dosen.
Namun pada kesempatan lain, kepada sang ibu, Rina juga pernah mengungkapkan jika selesai di kampus ia ingin mengaji di pesantren.
Dalam sebuah perjuangan memang tidak pernah ada yang sia-sia.
Setidaknya kisah Rina Muharrami menjadi contoh, betapa setiap keringat orang tua harus dihargai dengan sepenuh jiwa oleh setiap anak yang sedang menempuh pendidikan.
Sampai akhir hayatnya, Rina masih terus berjuang demi meraih sebuah kado terakhir untuk sang ayah, selembar ijazah sarjana yang ia impikan.
Alfatihah untuk Rina Muharrami, sang sarjana muda dari Kampus Biru UIN Ar Raniry. (Muhammad Nasir)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ibu Rina Muharrami Berlinang Air Mata Saat Rektor UIN Ar Raniry Antar Toga Ke Rumah