Jasad Chandra Ditemukan Tersangkut di Atas Tebing, Petugas Upayakan Evakuasi
I Made Candra Udiyana yang terjatuh dari tebing berketinggian 275 meter, di Saren Cliff, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Bali akhirnya ditemukan.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - I Made Candra Udiyana yang terjatuh dari tebing berketinggian 275 meter, di Saren Cliff, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Bali akhirnya ditemukan, Selasa (26/2/2019) siang.
Siswa SMKN 1 Nusa Penida tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban sudah kami temukan, tadi siang," ujar Humas Basarnas Bali, Cakra Negara.
Hingga pukul 14.00 Wita, tim Basarnas masih mengupayakan evakuasi korban, melalui jalur laut.
"Saat ini masih proses evakuasi korban, melalui jalur laut," jelasnya.
Menurut keterangan yang telah dihimpun, korban ditemukan tersangkut di atas tebing.
Seperti diberitakan sebelumnya, Made Candra Udiana (18), siswa SMK N 1 Nusa Penida terprosok dari atas tebing curam di Dusun Saren, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Sabtu (23/2/2019).
Kejadian itu bermula ketika korban dan sekan-rekan sekelasnya kemah di atas Bukit Saren.
Sekitar pukul 22.00 Wita, korban dipanggil oleh rekannya dan hendak menghampiri rekanya itu.
Namun baru berjalan beberapa langkah, korban terperosok ke dasar jurang sedalam 275 meter dengan kemiringan 90 derajat.
Sebelumnya Kapolsek Nusa Penida Kompol I Komang Raka Sanjaya juga menjelaskan, terperosoknya siswa itu berawal dari acara kemah yang dilakukan Candra bersama rekan-rekannya di Saren Cliff, Sabtu (23/2/2019).
Mereka tiba di lokasi lokasi kemah (TKP) sekitar pukul 16.00 Wita.
Candra datang bersama 31 rekan sekelasnya, termasuk seorang guru wali di kelas XI Akomodasi Perhotelan 1, I Made Arnawa (30).
"Saat kejadian di lokasi itu ada 32 siswa SMKN 1 Nusa Penida, dan juga ada 19 siswa SMA N Nusa Penida," ungkap Raka Sanjaya, kemarin.
Sesampai di TKP, korban dan rekan-rekannya mendirikan tenda.
Hanya berjarak sekitar 5 sampai 10 meter dari bibir tebing.
Selayaknya remaja yang sedang kemah, peserta kemudian mencari kayu bakar untuk memanggang ikan.
Baca: Siswa SMK Terperosok di Tebing Saren, Petugas Hanya Temukan Baju yang Tersangkut Pohon
Dilanjutkan kegiatan persembahyangan dan kegiatan lainnya.
Lokasi Gelap
Waktu pun memasuki pukul 22.30 Wita.
Malam itu Candra yang sedang makan, sempat dipanggil oleh rekannya.
Situasi saat itu sangat gelap karena tidak ada penerangan di sekitar TKP.
Salah satu teman korban, Angga (16) menuturkan, setelah makan malam di tenda, dirinya dan Candra kemudian mencari kayu bakar di pinggir tebing.
Nahas, baru berjalan beberapa langkah Candra terperosok dan jatuh ke jurang.

"Karena area lokasi yang gelap korban terperosok dan jatuh ke jurang. Saya kemudian memberitahu kejadian ini kepada teman-teman," kata Angga berdasarkan siaran pers yang diterima Tribun Bali dari Basarnas Bali, Sabtu (23/2/2019).
Kejadian itu pun sempat disaksikan teman-temannya.
Mengetahui kejadian itu, rekan-rekan korban berusaha mencari pertolongan kepada warga sekitar dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Nusa Penida
"Malam itu juga kami turun ke TKP dan berupaya lakukan pencarian. Namun korban masih belum bisa ditemukan, mengingat situasi malam hari dan minim peralatan sehingga menungu personel dan peralatan Basarnas Denpasar," jelas Raka Sanjaya.
Tim Basarnas juga langsung menerjunkan personil menuju lokasi kejadian.
Namun visibility (keadaan yang dapat diamati atau dilihat) kurang jelas dan tingginya tebing, menyulitkan tim SAR melakukan upaya pencarian pada malam hari.
Baca: Tiga Emak-emak Asal Karawang Kini Jadi Tersangka Kasus Penyebaran SARA
Menurut Kapolsek, lokasi kemah termasuk berbahaya.
Lokasi kemah merupakan tebing curam setinggi sekitar 30 meter, dan di bawahnya lautan dengan arus yang keras.
"Lokasi ini tidak cocok untuk kemah, dan terlalu berbahaya untuk kegiatan seperti itu," jelasnya.
Cara Sekala-Niskala
Proses pencarian terhadap korban pun terus dilakukan.
Pencarian dilakukan oleh tim SAR dibantu personel Polsek Nusa Penida dan BPBD Klungkung.
Pagi hari, keluarga korban dibantu warga sekitar yang berjumlah enam orang mencoba melakukan pencarian dengan menyusuri jalur setapak di pinggir tebing hingga mencapai pantai.
Namun Candra belum ditemukan.
Hingga delapan personel Basarnas tiba di TKP.
"Ke 8 personil kemudian langsung mempersiapkan alat untuk menuruni tebing," jelas Kalak BPBD Klungkung I Putu Widiada.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I B Surya Wirawan, yang memimpin langsung jalannya operasi SAR mengatakan, metode pencarian dilakukan dengan dua cara.

Pertama dengan menurunkan rescuer menggunakan Larkin Rescue Frame agar dapat memantau korban jika tersangkut di pepohonan di pinggir tebing.
Seorang petugas SAR diturunkan melakukan pencarian menggunakan tali.
Cara kedua dengan menurunkan personel melewati jalur manual menyusuri tebing.
"Kita juga siagakan satu unit Rigid Inflatable Boat di perairan Batumadeg untuk memantau pergerakan rescuer dari atas tebing," kata Surya Wirawan.
Di jarak kurang lebih 20 meter di bawah tebing, tim SAR menemukan pakaian yang diduga milik Candra.
"Setelah melaksanakan pencarian selama enam jam lamanya, tim SAR hanya menemukan pakaian korban yang tersangkut di pohon, karena saat jatuh korban hanya mengalungkan pakaiannya di leher," jelasnya lagi.
Sementara keluarga Candra sempat menggelar ritual secala niskala di TKP untuk mencari petunjuk agar anak kedua dari tiga bersaudara itu bisa ditemukan.
Baca: Tissa, Terdakwa Pembunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya, Pingsan Dituntut 10 Tahun Penjara
Ritual ini juga dilakukan dengan diiringi gamelan.
Pencarian pun terus dilakukan. Namun hingga menjelang malam, sosok Candra masih belum ditemukan.
Pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan pagi ini.
Pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini.
Orangtua dan kakak kandung Candra pun enggan memberi keterangan karena masih berduka.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul BREAKING NEWS : Candra Udiana Korban Jatuh dari Saren Cliff Nusa Penida Ditemukan