Dongkrak Jumlah Wisatawan, Pemkab Bojonegoro Gelar Festival Geopark
Pemuda setempat yang tergabung dalam Karang Taruna akan dilibatkan sebagai pemandu wisata geopark atau geopark guide.
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO-Upaya meningkatkan jumlah wisatawan, Pemkab Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur menggelar Festival Geopark Bojonegoro yang berlangsung sejak 22-25 November 2018.
Panitia mempersembahkan berbagai acara menarik seperti Fun Trips serta menghadirkan musisi lokal dan nasional antara lain, Tari Thengul Massal, Orkes Sinten Remen Djadug Febrianto, Musik Etnik Bojonegoro, Regina Idol, Sruti Respati "feat bassist" Indro, serta " Anji "feat" Sruti.
Festival Geopark Bojonegoro 2018 diawali dengan penanaman pohon bersama di objek wisata Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, sebagai usaha konservasi objek wisata Geopark Nasional. Acara pembuka ini akan diikuti berbagai kalangan termasuk mengundang duta wisatawan dari sejumlah kota seperti Bogor, Bandung, Bali, Ponorogo, Madiun, Sleman, Bantul, dan Yogyakarta.
“Di Festival Geopark ini juga akan dilakukan penyerahan penghargaan kepada pengelola objek wisata Teksas Wonocolo, yang terpilih sebagai desa wisata terbaik pada Festival Geopark Bojonegoro 2018,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Amir Sahid dalam rilisnya yang terima tribunnews.com, Kamis (22/11/2018) kemarin.
Geosite Wonocolo ini dikembangkan menjadi Wisata Geologi Sumur Tua Wonocolo yang merupakan energi tidak terbarukan. Kini, lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Teksas Wonocolo, selain karena kondisi lingkungannya yang mirip dengan lokasi minyak Texas di Amerika, Teksas sendiri merupakan singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera.
Teksas Wonocolo kini menjadi lokasi wisata edukasi di Bojonegoro. Terdapat Rumah Singgah yang menjadi learning center tentang minyak dan cara eksploitasi di Wonocolo.
Menurut Amir, festival tersebut digelar setelah kawasan geopark Bojonegoro resmi memperoleh sertifikat geopark nasional sebagai kawasan cagar alam geologi dari Badan Geologi, Kementerian ESDM pada 2017 lalu.
Dengan areal seluas 23 kilometer persegi dan dihuni 1400 jiwa, kawasan geopark Bojonegoro menjanjikan wisata alam khususnya berupa hamparan minyak yang menyatu dengan kebudayaan setempat.
Selain hamparan minyak, masih ada destinasi wisata yang juga tersebar di kawasan geopark Bojonegoro. Di antaranya, struktur "Antiklin" Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan.
Geopark lainnya adalah Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.
Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pariwisata dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Dyah Enggar Rinimukti menambahkan, selain banyak dikunjungi wisatawan.
Sselama ini kawasan Geopark Bojonegoro juga kerap dijadikan sebagai laboratorium alam oleh perguruan tinggi ternama dengan belajar langsung di sana.
Kunjungan dari perguruan tinggi seperti ITB, ITS, dan lainnya itu biasanya akan terkonsentrasi di kawasan hamparan minyak. Di kawasan ini, terdapat sejumlah titik yang kerap dikunjungi seperti pertambangan minyak yang telah dikelola selama 110 tahun.
Keunikan geologi yang berada di Geopark Bojonegoro adalah batuan Reservoar penghasil minyak bumi pada kedalaman rata-rata +100 meter dibawah permukaan tanah (kedalaman reservoir berada diatas permukaan air laut).
Baca: Mendulang Emas di Jembatan Kaliketek Bojonegoro, Warga Malah Dapat Uang Koin Sampai Tombak Kuno
Ini membuktikan bahwa minyak bumi di Wonocolo merupakan reservoir terdangkal di Indonesia bahkan dunia. Di sini, terdapat 700 sumur minyak yang 200 sumur di antaranya ditambang secara tradisional.