Kamis, 2 Oktober 2025

Ini Pernyataan Sikap MUI Jatim Terkait Isu Aksi Bela Tauhid 211

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur berharap masyarakat Jawa Timur untuk tetap menjaga kondusivitas.

Editor: Sugiyarto
Surya/Fathkul Alamy
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan (kiri) ketika bertemu Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchori. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur berharap masyarakat Jawa Timur untuk tetap menjaga kondusivitas.

MUI Jatim meminta masyarakat untuk tidak melakukan aksi yang berpotensi menimbulkan kegaduhan.

Hal ini sebagai tindak lanjut adanya potensi pengerahan massa pada aksi yang mengatasnamakan Parade Tauhid atau Bela Tauhid di Jatim. Aksi tersebut rencananya akan dilakukan pada Jumat (2/11/2018).

Sejumlah poster yang mengajak untuk mengikuti aksi tersebut pun telah beredar di media sosial beberapa hari terakhir. Di antaranya, ajakan ini juga beredar di beberapa forum Whatsapp Grup (WAG).

Aksi ini merespons pembakaran bendera kalimat tauhid di Garut beberapa waktu silam.

Bukan hanya di Jatim, aksi bertajuk Seruan Nasional Aksi Bela Tauhid 211 juga dilakukan di beberapa daerah lain dengan berpusat di Jakarta.

Menganggapi hal ini, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori berharap masyarakat Jatim tetap menjaga kondusivitas.

"Kita perlu mendinginkan masalah," kata Kiai Abdusshomad kepada Surya.co.id(Tribunnews Network) ketika dihubungi di Surabaya, Kamis (1/11/2018).

Selain itu, pihaknya bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) di Jatim telah sepakat untuk tidak menggelar aksi tersebut di Jatim.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam pertemuan Forpimda dengan MUI pada Rabu (31/11/2018) di Surabaya.

Selain MUI, pertemuan ini diikuti oleh Soekarwo (Gubernur Jawa Timur), Irjen Pol Lucky Hermawan (Kapolda Jatim), hingga Mayjend TNI Arif Rachman (Pangdam V Brawijaya).

"Kami memutuskan untuk tidak ada kegiatan pada Jumat (2/11/2018)," ungkap Kiai Abdusshomad.

MUI pada acara ini juga mengikutsertakan pengurus yang merupakan kader dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua ormas agama besar di Jatim.

Menurutnya, keputusan ini diambil untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.

"Kami khawatir ada akibat yang tidak bagus," ujar Kiai Abdusshomad diplomatis tanpa merinci penjelasannya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved