Kamis, 2 Oktober 2025

8 Oktober Pertemuan IMF-World Bank Dimulai, Mahasiswa dan Pelajar di Kuta Selatan Diliburkan 5 Hari

Sekolah dan kampus di wilayah Kutsel secara resmi diliburkan selama lima hari, 8 sampai 12 Oktober 2018.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Suasana kawasan The Nusa Dua yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WBG 2018. Insert: Surat Edaran Libur Sekolah. TRIBUN BALI/ZAENAL NUR ARIFIN 

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Pelaksanaan pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018, 8 hingga 14 Oktober, di Nusa Dua, Badung, Bali berdampak pada kegiatan siswa dan mahasiswa di kawasan Kuta Selatan (Kutsel).

Sekolah dan kampus di wilayah Kutsel secara resmi diliburkan selama lima hari, 8 sampai 12 Oktober 2018.

Keputusan ini sesuai surat imbauan dari Pemerintah Provinsi Bali untuk meliburkan siswa dan mahasiswa pada 8-12 Oktober 2018 guna mensukseskan gelaran IMF-WB 2018.

Surat ber-tanggal 4 Oktober 2018 ini ditandatangani Sekda Bali, Dewa Made Indra.

Pemerintah Kabupaten Badung secara resmi mengumumkan siswa dan mahasiswa libur selama lima hari pada Jumat (5/10/2018).

Sehari sebelumnya, Pemkab Badung menyatakan libur siswa dan mahasiswa hanya sehari yakni pada 12 Oktober 2018.

Baca: Ekonomi Palu Mulai Menggeliat, Dua Tentara Berjaga di Setiap Toko

"Ya awalnya disepakati libur hanya sehari, yaitu tanggal 12 Oktober 2018. Ini sesuai surat imbauan pertama. Kemudian ada surat imbauan lagi untuk menambah libur menjadi lima hari, tanggal 8 sampai 12 Oktober," kata Kadisdikpora Badung, Ketut Widia Astika, saat dikonfirmasi, Jumat (5/10/2018).

Pihaknya akan mengikuti arahan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, berdasarkan dari surat edaran Provinsi Bali.

"Terkait dengan surat imbauan tersebut, kami sepakati kegiatan belajar-mengajarnya diliburkan. Tapi sekolah tetap buka, karena guru-guru pasti masih banyak pekerjaan yang dilakukan di sekolah," ujar Widia.

Selama libur, siswa diharapkan belajar di rumah. Selain itu, materi terkait pelajaran sudah diberikan oleh guru, sehingga saat libur bisa dikerjakan siswa di rumah.

Bupati Badung, I Nyoma Giri Prasta, menjelaskan sudah ada surat yang diturunkan oleh Gubernur Bali terkait IMF-World Bank, dengan meliburkan kegiatan belajar-mengajar mulai dari TK sampai perkuliahan di daerah Badung Selatan.

"Itu kita berlakukan mulai tanggal 8 sampai 12 Oktober 2018. Sehingga kegiatan IMF bisa berjalan lancar dan tak terjadi kemacetan," ujarnya.

Namun, kata dia, meski sekolah diliburkan bukan berarti siswa bisa bersenang-senang.

"Akan diberi tugas atau les yang diberikan oleh pihak sekolah," imbuhnya

Sementara itu, Jumat (5/10/2018), Universitas Udayana (Unud) secara resmi juga telah mengumumkan meniadakan perkuliahan di Kampus Bukit Jimbaran dari tanggal 8-12 Oktober 2018.

Baca: Bawa Bantuan Logistik Melintasi Perbatasan Sulteng Menunggu Matahari Terbit Jika Tak Ingin Diadang

Usulkan Pasraman Kilat
Dengan meliburkan siswa selama lima hari, DPRD Kabupaten Badung meminta agar Disdikpora Badung melakukan strategi belajar-mengajar saat libur tersebut.

"Kita harus menghormati keputusan pusat untuk kebaikan bersama. Yang menjadi kajian sekarang adalah sistem belajar siswa agar tidak terganggu selama libur tersebut. Terus terang, libur saat kegiatan tersebut cukup lama yakni lima hari. Ini perlu dicarikan solusi oleh Disdikpora," ujar Ketua Komisi IV DPRD Badung, AAN Ketut Agus Nadi Putra, Jumat (5/10/2018).

"Selain itu, ini mau dekat kegiatan Saraswati yang notabene banyak sekolah yang melakukan piodalan," imbuhnya.

Nadi Putra menyambut baik kegiatan IMF-WB, walaupun berdampak pada sektor pendidikan yang harus meliburkan sekolah.

Sebagai pengisi libur, ia menginginkan Disdikpora membuat kebijakan sekolah nonformal selama lima hari.

"Ya setidaknya kan buat kegiatan ceramah, atau pasraman kilat selama libur berlangsung. Baik di banjar-banjar ataupun di wantilan dekat rumah siswa di Kuta Selatan. Sehingga siswa tetap bisa belajar atau menuntut ilmu untuk dirinya sendiri," ucapnya.

Menanggapi usulan DPRD tersebut, Kadisdikpora Badung menyatakan hal itu tidak memungkinkan dilakukan.

Alasannya, tujuan meliburkan siswa untuk menghindari kemacetan.

"Tujuan dari libur ini kan agar mengurangi kemacetan di jalan, agar siswa tidak ke luar rumah. Jika kita buat pesraman atau kegiatan di luar sekolah, hal itu sama saja mereka ke luar rumah untuk belajar," kata Widia.

Ia menambahkan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah strategis agar para siswa di Kecamatan Kuta Selatan tetap bisa belajar di rumah selama perhelatan IMF-World Bank yang akan diikuti 32 ribu peserta dari 189 negara.

Sebanyak 23 kepala negara juga direncanakan akan menghadiri pertemuan tahunan IMF-World Bank yang diproyeksikan akan menjadi perhelatan paling akbar sepanjang sejarah penyelenggaraan.

Selain itu, turut hadir pula para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara peserta, investor, akademisi, hingga ribuan media internasional.

Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Siswa di Kawasan Kuta Selatan Resmi Libur 5 Hari Saat Penyelenggaraan IMF-WB

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved