NTT Digoyang Gempa Empat Kali Dalam Waktu Berdekatan, Ini Penjelasan Analisis Badan Geologi
Daerah lain yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah bagian selatan Pulau Flores
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rangkaian gempa bumi terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (2/10/2018).
Gempa bumi pertama terjadi pada pukul 06.12 WIB dengan magnitudo 5,2 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 66 kilometer barat daya Sumba Timur, NTT.
Kemudian, gempa bumi kedua terjadi pada pukul 06.27 WIB dengan magnitudo 5,3 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 56 kilometer barat daya Sumba Timur, NTT.
Lalu, gempa bumi ketiga terjadi pada pukul 06.59 WIB dengan magnitudo 6,0 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 66 kilometer barat daya Sumba Timur, NTT.
Berikutnya, gempa bumi keempat terjadi pada pukul 07.16 WIB, dengan magnitudo 6,3 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 66 kilometer barat daya Sumba Timur, NTT.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kasbani menjelaskan, gempa bumi berpusat di laut di sebelah selatan Pulau Sumba.
Daerah lain yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah bagian selatan Pulau Flores.
Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kata Kasbani, kejadian gempa bumi ini disebabkan aktivitas subduksi, yaitu penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena energinya yang tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di dasar laut," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar.
Gempa bumi, lanjutnya, dirasakan sebesar II-III skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Skala II MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Sedangkan, skala III MMI berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Pulau Sumba bagian selatan disusun oleh batuan sedimen berumur kuarter sedangkan daerah selatan Pulau Flores didominasi batuan vulkanik kuarter. Guncangan gempa bumi akan terasa kuat pada batuan kuarter karena bersifat urai, lepas, tidak kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rentan terhadap guncangan gempa bumi," ujar Kasbani.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Masyarakat pun diimbau agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Kasbani. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 4 Kali Gempa di NTT, Berikut Analisis Badan Geologi