Pemilu 2019
Butuh Modal Rp 2 Miliar untuk Menuju Kursi di Senayan, Mantan Pejabat Kaltim Ramai-ramai Jadi Caleg
Gong Pemilihan Legislatig (Pileg) 2019 untuk caleg DPR RI serta DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota akan dimulai pada 23 September mendatang
Tanpa nama besar caleg, Arafat tetap percaya diri bisa dilakukan, dengan menggunakan segmentasi pemilih.
"Kami gunakan segmentasi pemerintahan. Misalnya pak Awang itu segmentasi pemerintahan. Kalau di aspek itu memang beliau terkenal. Nah, kami gunakan segmen yang lain. Ada caleg kami yang segmentasinya swasta, suku, pendidikan, dan yang lain," kata Arafat.
Di caleg baru, nama baru yang juga sudah mulai menghiasi beberapa baliho di Balikpapan dan Samarinda, seperti Rudi Mas'ud ikut Tribun konfirmasi. Ia maju sebagai caleg partai Golkar.
"Jadi, saya maju pertama karena yang muda yang berkarya. Apalagi, saya juga orang Kaltim. Kami tidak cari sensasi, tetapi memang cari solusi. Saya sampaikan, yang muda itu memiliki masa depan. Saya tidak bilang yang tua itu masa lalu, tetapi yang muda biasanya ada hal baru yang ditawarkan," ucap Rudi Mas'ud, Selasa (28/8).
Dikonfirmasi berapa persiapan dana untuk bisa lakukan sosialisasi dan kampanye, Rudi sampaikan hal itu bahkan belum ia hitung.
"Saya bukan finansial yang paling utama. Kalau untuk finansial, saya juga belum menghitung, berapa yang disiapkan."
"Tetapi saya tetap optimis hingga masa akhir sosialisasi dan kampanye, nama juga akan diingat oleh masyarakat. Pastinya saya turun ke masyarakat," ucap Rudi Mas'ud.
Hal senada disampaikan Irwan, caleg DPR RI usia 39 tahun dari partai Demokrat.
"Pertama saya yakin pemilih tradisional Demokrat di Kaltim masih cukup besar. Selain itu juga menyasar generasi millennial di Kaltim. Yang muda kan bawa gagasan‑gagasan baru. Belum juga ada janji‑janji tak terlaksana yang pernah kami berikan ke masyarakat. Kami ingin sampaikan bahwa kami bukan seperti politikus‑politikus lama yang dilihat belum memberikan kontribusi banyak untuk Kaltim," ucap Irwan.
Orang muda yang relatif memiliki nama baru, disampaikannya bukan berarti sama sekali buta akan proses di DPR RI.
"Belum tentu yang muda tak bisa berikan kontribusi. Belum tentu juga yang sudah duduk (di Senayan) itu sudah berikan kontribusi untuk rakyat," ucapnya.
Terkait modal, Irwan sampaikan hal itu akan mengikuti banyaknya pertemuan yang ingin ia lakukan.
"Saya pikit itu relatif. Pembiayaan untuk DPR RI akan ikuti sebagaimana banyaknya caleg bertemu dengan masyarakat. Saya memang fokuskan untuk kurangi kampanye dengan gunakan dana besar, tetapi lebih banyak ke masyarakat. Kurangi kampanye kumpulkan massa, tetapi saya akan langsung ke rumah‑rumah mereka," kata Irwan.
Sementara itu, petahanan, Aus Hidayat, anggota DPR RI dari PKS yang kembali lagi ajukan untuk bisa duduk di Senayan, sampaikan ia "Kami tetap akan hadapi. Tetap optimis karena yang tentukan itu Tuhan yang ada di langit," katanya. (anj)