Harimau Berkeliaran di Desa di Bahorok, Seekor Sapi Jadi Korban
Kabar masuknya harimau ke permukiman warga santer terdengar sejak Kamis (23/8/2018) pagi kemarin.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Dedy Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, LANGKAT - Seekor harimau sumatera diduga memasuki permukiman warga. Harimau ini memangsa sapi milik Jumiran (54) warga di Dusun VIII Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Kabar masuknya harimau ke permukiman warga santer terdengar sejak Kamis (23/8/2018) pagi kemarin.
Hal ini membuat warga disana cemas dan terlihat mulai berjaga- jaga mengantisipasi hal serupa.
Baca: Dramatis, Sopir Bus Lelet, Metty Ambil Alih Setir dan Kendarai Sendiri Angkutan Bandara ke Kualanamu
Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), YHWA, WCS, anggota Polsek Bahorok, pihak Kecamatan Bahorok dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Bahorok Pontius Gad Munthe, meninjau lokasi kejadian, hingga Jumat (24/8/2018)
Dari lokasi, mereka menemukan seeokor sapi milik Jumiran yang sudah mati dengan kondisi yang mengenaskan di halaman.
Ada gigitan dan cakaran di bagian pundak dekat leher bagian atas, pada bagian ekor sapi juga koyak dan dagingnya hilang sekitar 10 kg.
Menurut Jumiran, sapi miliknya tersebut sengaja diasingkan dari kawanannya karena memasuki masa subur.
Malam harinya masih diawasinya hingga sekitar pukul 05.00 WIB Jumiran juga melihat sapi itu masih hidup.
"Sapi satu ini saya asingkan karena masa subur. Saya memang ada mendengar suara Harimau, ternyata hewan saya yang dimangsanya," ujar Jumiran.
Jumiran sangat mengatakan sangat menyayangkan kejadian ini. Dia berharap pihak pemerintah terkait bisa segera mengamankan harimau agar tidak ada warga yang menjadi korban.
"Takutnya bukan hewan saja diterkam. Kami warga sini sangat cemas dan berharap pemerintah segera bertindak," harap dia.
Terpisah, kejadian ini membuat pihak BBKSDA dan tim memasang kamera Trap untuk memantau pergerakan satwa liar tersebut, serta mendirikan pos pengawasan sekitar 1 Km dari TKP untuk waktu satu minggu ke depan.
Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi, melalui Kasi KSDA Wilayah II Stabat, Herbert BP Aritonang meminta kepada masyarakat agar tetap mempercayakan penanganan konflik satwa liar ini kepada instansi berwenang.
"Tim gabungan sudah berada di lokasi yang terdiri dari BBKSDA, BBTNGL, WCS dan beberapa mitra pemerhati dan ahli satwa liar jenis harimau," katanya.