Erupsi Gunung Agung
Ketakutan Lihat Api dari Atas Puncak Gunung Agung, Ketut Wenten Ajak Keluarganya Mengungsi
Warga dari Banjar Kidulingkreteg, Desa Besakih, itu terpaksa menerobos hujan untuk mengungsi malam-malam.
Kondisi ini terus terjadi hingga petang, sampai munculnya glow dari kawah saat malam harinya yang membuat warga panik.
"Kami tidak pikir panjang. Kami selamatkan diri, karena khawatir jika meletus. Hujan abu sih belum terasa. Namun, keluarga sudah menginformasikan di wilayah barat seperti Suter, Payangan sudah hujan abu," ungkapnya.
Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan piodalan di Pura Pengubengan yang berjarak sekitar 2 km dari puncak kawah.
Terkait piodalan tersebut, Senin (25/6/2018), juga telah dilakukan matur pakelem oleh warga setempat ke kawah Gunung Agung.
"Padahal pulang kerja saya rencananya akan sembahyang bersama keluarga ke Pura Pengubengan. Tapi kondisi gunung seperti itu, saya dan keluarga lebih memilih mengungsi," kata Wenten.
Rencananya Wenten dan keluarganya akan menginap selama semalam di Banjar Bangbang Pande untuk mengungsi.
Jika kondisi sudah membaik hari ini, barulah ia dan kerabatnya akan pulang.
"Sekarang di rumah kondisinya hujan deras, dan cahaya api masih terlihat. Mungkin nanti ada kerabat lainnya yang menyusul untuk mengungsi," jelasnya.
Baca: Mata Sang Istri Berkaca-kaca saat Hakim Vonis Fredrich Yunadi 7 Tahun Penjara
Warga Banjar Kidulingkreteg lainnya, Eka Sanjaya, mengungkapkan dirinya dan beberapa kerabatnya sempat melihat burung ukuran besar terbang turun dari gunung.
Burung tersebut membentangkan sayapnya, hingga berukuran sekitar dua meter.
"Ada burung besar tadi turun dari gunung. Banyak warga yang melihat. Sangat jelas karena terbang di bawah sinar bulan," tutur Eka Sanjaya tadi malam.
Burung itu terbang ke arah lembah, dan menghilang diantara semak-semak. Warga memperkirakan burung itu turun gunung karena mulai terasa panas di puncak gunung.
I Ketut Baru, warga Banjar Kedungdung, Desa Besakih, juga mengaku mendengar suara gemuruh dari Gunung Agung.
Bahkan gemuruh terjadi secara terus menerus dan masih terjadi hingga semalam.
"Suara gemuruh mulai terdengar dari jam 11 malam kemarin (Rabu malam) dan sampai sekarang (tadi malam) gemuruh terus menerus tanpa henti. Suaranya terdengar keras sekali," katanya kepada Tribun Bali tadi malam.