Jumat, 3 Oktober 2025

Erupsi Gunung Agung

Ketakutan Lihat Api dari Atas Puncak Gunung Agung, Ketut Wenten Ajak Keluarganya Mengungsi

Warga dari Banjar Kidulingkreteg, Desa Besakih, itu terpaksa menerobos hujan untuk mengungsi malam-malam.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Sejumlah warga dari banjar Kidulingkreteg, Desa Besakih, Karangasem, mengungsi di rumah kerabatnya di Banjar Bangbang, Pande, Desa Rendang, Kamis (28/6/2018). TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA 

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - I Ketut Wenten (57) dan keluarganya tiba di Banjar Bangbang Pande, Desa Rendang, Karangasem, Kamis (28/6/2018) sekitar pukul 21.00 Wita dalam kondisi basah kuyup.

Warga dari Banjar Kidulingkreteg, Desa Besakih, itu terpaksa menerobos hujan untuk mengungsi malam-malam.

Mereka merasa khawatir karena cahaya api (glow) terus tampak dari puncak Gunung Agung.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali meningkat sepanjang Kamis kemarin.

Setelah mengalami erupsi pada Rabu (27/6/2018) pukul 22.21 Wita, Sang Hyang Giri Tohlangkir pada Kamis kemarin terus mengeluarkan hembusan yang diikuti suara gemuruh.

Dan tadi malam bertepatan Purnama Kasa muncul cahaya api di atas puncak gunung.

"Saya mengungsi dengan keluarga besar. Ada tiga kepala keluarga. Semua saya ajak mengungsi, karena kami ketakutan ada api dari atas puncak," ungkap Wenten saat ditemui Tribun Bali di pengungsiannya, tadi malam.

Handphone milik Wenten saat itu terus berdering.

Sanak keluarga dan kerabatnya tidak henti-hentinya menghubungi Wenten untuk menanyakan keadaannya serta kondisi terakhir Gunung Agung.

Wenten mengaku jarak rumah keluarganya dari kawah Gunung Agung hanya 4 kilometer.

"Kami terus merasakan gemuruh, kadang-kadang terdengar dentuman. Tapi paling kami takutkan itu, nyala api di atas puncak sangat jelas. Kami khawatir terjadi apa-apa," jelasnya.

Wenten mengungsi bersama 11 anggota keluarganya. Ia berangkat dari kediamannya mengendarai sepeda motor.

Baca: Selisih Suara Tipis, Pendukung Dua Pasangan Calon di Pilkada Bolmut Konvoi

Mereka mengungsi membawa berbagai perlengkapan seperti selimut, karpet dan bantal.

"Jam setengah dua siang, bahkan dentumannya sangat keras. Banyak orang yang dengar. Apinya pun sudah keluar dari tengah kawah, kalau dulu dari samping. Hari ini sangat terlihat jelas apinya," tambahnya.

Gemuruh dan asap pekat dari kawah Gunung Agung dirasakan warga sejak pukul 08.00 Wita.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved