Erupsi Gunung Agung
Wisatawan Asal China yang Diurus Biro Perjalanan Wisata Tak Ada yang Telantar
Aktivitas Gunung Agung dengan semburan Abu Vulkanis hingga ketinggian 4.000 meter, membuat Bandara Ngurah Rai Bali ditutup hingga dua hari.
"Pemerintah China mengirim empat pesawat untuk menjemput warganya di Ngurah Rai. Dengan dibantu oleh teman-teman travel agen anggota Bali Liang di Bali, semua sudah berhasil kita pulangkan ke negaranya," tegasnya.
Namun ada kekecewaan terkait persetujuan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada 28 November 2017 lalu.
Gubernur sudah menandatangani surat keputusan, ada statement Gubernur Bali bahwa tamu-tamu yang tertinggal di Bali saat bandara tutup, diberi free hotel satu malam.
Kemudian, ada free transport untuk melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
"Namun ternyata perintah Gubernur Bali ini tidak terlaksana di tingkat bawah. Akhirnya, kita-kita (BPW Bali Liang) yang harus menanggulanginya," ungkapnya.
Ia menungkapkan, hal tersebut tidak sampai dijalankan oleh pihak hotel dan pengelola transportasi. Sebab, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap pariwisata Bali.
Pihak BPW Bali berharap jika Bandara Ngurah Rai ditutup lagi, pemerintah agar bisa lebih baik melakukan koordinasi dengan pihak pengelola bisnis transport dan hotel di Bali.
Baca: Gunung Agung Enam Kali Alami Tremor Melebihi Skala Ukuran, Apa Kata PVMBG?
Sementara itu, Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran Luar Negeri DPP ASITA, Eddy Sunyoto mengatakan, musibah Gunung Agung ini bisa diambil hikmahnya, tentang bagaimana menangani wisatawan saat bencana Gunung Agung.
Kalau penanganannya bagus, ini bisa jadi promosi bagus juga bagi Bali.
"Ada beberapa yang membuat kita kecewa. Kita berterima kasih sekali Bapak Gubernur Bali sudah mengeluarkan Surat Keputusan dengan cepat, yang mewajibkan hotel memberikan satu malam free dan berikutnya diberikan harga khusus selama bandara tutup. Namun di lapangan banyak kawan hotel yang enggan memberikan itu. Akhirnya BPW BPW China ini yang tutupi, semua untuk menjaga nama baik Bali, agar wisatawan China tetap ke Bali," paparnya.
Menurutnya, ada sekitar 30 ribuan wisatawan China yang ditangani selama penutupan bandara, dalam hal penginapan dan transportasi.
"Kami pikir free lah sampai Surabaya, disiapkan bus, kenyataannya mobil (bus) harus bayar Rp 300 ribu per orang ke Surabaya, kalau satu bus jadinya Rp 12 juta, sementara harga bus ke Surabaya biasanya cuma Rp 8 juta, kenapa justru memberatkan BPW pemain China. Sudah susah ini dibuat tambah susah," kata dia. (ang)