Minggu, 5 Oktober 2025

Erupsi Gunung Agung

Mengapa 46 Ribuan Warga di Kawasan Rawan Bahaya Belum Mengungsi?

Meski Gunung Agung sudah mengalami erupsi terus menerus dan berstatus Awas (Level IV), masih ada puluhan ribu warga yang belum mengungsi.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara/Prima/Dwi S
Sejumlah balita tampak bermain bersama di atas kasur di Posko Pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Rabu (29/11/2017). Mereka harus kembali ke pengungsian setelah Gunung Agung mengalami erupsi. 

"Banyak yang belum mengungsi karena ternak mereka belum dievakuasi. Atau mereka masih merasa aman. Sekarang personel terus melakukan penyisiran. Kalau perlu dievakuasi paksa," kata Sutopo.

Sementara dari total 14.000 ekor hewan ternak: sapi, babi dan kambing warga yang terdata, saat ini baru 5.400 ekor di antaranya yang telah dievakuasi.

Evakuasi dinilai sangat penting, mengingat Bali yang telah memasuki musim penghujan, membuat kemungkinan banjir lahar dingin, yaitu abu dan pasir hasil erupsi gunung yang hanyut dibawa hujan, semakin besar.

Selain masih banyak warga yang belum mengungsi, masih ada juga pengungsi yang nekat pulang ke rumahnya yang berada di zona KRB.

Para pengungsi itu pulang untuk mengambil ternak dan barang-barang yang masih tertinggal di kampung halaman mereka.

"Babi saya masih delapan ekor di rumah. Sekarang mau saya ambil," kata Made Sudiarti, warga Desa Muncan, Karangasem, saat ditemui di Posko Pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Rabu (29/11/2017).

Gunung Agung, Kamis (30/11/2017) dini hari pukul 03.40 Wita dari Bukit Abang, Karangasem tampak mengeluarkan sinar api. TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDYASWARA
Gunung Agung, Kamis (30/11/2017) dini hari pukul 03.40 Wita dari Bukit Abang, Karangasem tampak mengeluarkan sinar api. TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDYASWARA (Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara)

Meski takut, namun perempuan yang sudah mengungsi sejak dua hari lalu di Klungkung ini mengaku terpaksa harus pulang demi ternak babinya.

Tak hanya Sudiarti, Komang Ada, warga Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, juga mengaku pulang untuk mengurus ternak sapinya yang masih tertinggal satu ekor.

"Cuma satu ekor saja, saya mau ambil sekarang. Nanti sore ke sini lagi (posko)," katanya.

Rata-rata pengungsi yang pulang tersebut mengungsi karena ada hujan abu, gempa, dan suara gemuruh yang membuat mereka takut.

Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir

"Iya suara gemuruh itu keras terdengar makanya saya mengungsi lagi," kata Komang Ada.

Bau belerang juga sudah tercium dari radius 10 km tepatnya di Desa Muncan.

Hal ini juga membuat warga Muncan segera mengungsi ke Gor Swecapura.

Tidur di Truk
Sementara itu, sebanyak 30 jiwa pengungsi di GOR Swecapura terkatung-katung di dalam truk, Rabu (29/11/2017) pagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved