Erupsi Gunung Agung
Fase Kritis Gunung Agung, Letusan Berikutnya Bisa Lebih Dahsyat
Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, menjelaksan tremor overscale tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 Wita hingga 14.00 Wita.
Besar batu yang dilontarkan sekitar sebesar kepalan tangan orang dewasa, dan memiliki panas sekitar 500 drajat celcius saat baru terlontar dari kawah.
"Ini menandakan erupsi hari ini lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Jika sebelumnya hanya melontarkan abu, kali ini sudah keluar material beratnya," ungkap lulusan S1-S3 ITB Bandung jurusan geofisika ini.
Situs Magma Var Kementrian ESDM juga melaporkan terjadinya erupsi di Gunung Agung yang disertai lontaran batu di daerah Desa Dukuh pada pukul 15.00 Wita.
Menteri ESDM Ignasius Jonan kemudian mengirimkan foto lontaran batu di udara itu ke sejumlah media.
Foto itu, menurut Jonan, diambil dari Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Setelah ramai dilaporkan adanya lontaran batu tersebut, Camat Kubu I Made Suartana bersama Kapolsek Karangasem, AKP I Made Suadnyana, mendatangi Desa Dukuh untuk memastikan informasi tersebut.
Camat bersama Kapolsek Kubu, dan Babinsa naik ke Desa Dukuh pukul 17.00 Wita, dan turun sekitar pukul 18.30 Wita.
Hasil pantauan ke lokasi, tak ditemukan adanya tanda-tanda hujan batu atau kerikil.
Bekas kerikil di rumah warga dikatakan tidak ada.
"Tadi naik sampai ketinggian 5 kilometer. Tak ada tanda-tanda hujan kerikil. Pekarangan rumah warga bersih, tak lihat ada kerikil dan bebatuan," ujar Suartana saat dikonfirmasi tadi malam.
Desa Dukuh masuk KRB III.
Warganya semua mengungsi di Tembok, Buleleng.
Tak ada seorang pun warga yang tinggal di pemukiman.
"Tadi kosong sekali di lokasi. Tidak ada tanda-tanda hujan kerikil. Batunya dingin semua. Di Dukuh Desa Ban juga tidak ada hujan kerikil kata perbekelnya," tambah Suartana.
Kapolsek Suadnyana juga memastikan tak ada hujan kerikil di Dukuh.