Duka Keluarga TKI Korban Kecelakaan, Suami Peluk Peti Jenazah Istrinya Histeris dan Tak Mau Lepas
Suasana duka tampak menyelimuti keluarga Mariman (42) dan Katini (47), warga Jalan Singoludro RT18/RW5 Desa/Kecamatan Mejayan
Meski telah dinasehati ayahnya, Titik tetap bersikeras pergi lagi ke Malaysia mencari bekerja mencari nafkah.
Selain itu, Titik juga ingin agar lebih dekat dengan suaminya yang sudah satu tahun bekerja di Malaysia.
Namun, takdir berkata lain. Baru sekitar sebulan bekerja di Malaysia, tuhan telah memanggil nyawanya. Titik mengalami kecelakaan saat berangkat bekerja, sebuah bus menabrak bus yang dia tumpangi.
Jenazah korban diantar dari bandara Adi Sucipto Jogjakarta sekitar pukul 06.40 WIB, oleh perwakilan dari BP3TKI Yogyakarta, perwakilan staf Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kementrian Luar Negeri, dan PT. Adila Prezkifarindo Duta Cabang Yogyakarta.
Sementara itu, kedua orangtua korban Mariman dan Katini, serta adik korban Andi Saputro (19) tampak sangat terpukul atas kepergian anggota keluarga mereka.
"Sangat sedih, tetapi sudah saya iklhaskan. Ini kan musibah," kata Mariman saat ditemui beberapa jam sebelum jenazah anaknya datang, Jumat (27/10/2017) pagi.
Ia menceritakan, putrinya merupakan anak sulung dari dua bersaudara.
Titik mengenyam pendidikan terakhir di SMK Bhakti Mejayan.
Dikatakannya, sebelum menikah, putrinya juga sudah pernah menjadi TKI di Malaysia selama empat tahun.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh kuli angkut di pertokoan di Jalan Ahmad Yani Mejayan ini mengaku sempat menasehati agar anaknya tidak kembali ke Malaysia menajadi TKI.