Buaya di Kebumen Ini Mengamuk Setelah Gagal Diperangkap, Warga Lari Ketakutan
Kemunculan buaya berukuran jumbo di areal persawahan desa Kedungwinangun, Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah mengejutkan warga.
Upaya mereka memakai cara demikian tentu saja berbahaya.
Willy meminta masyarakat tak gegabah menangkap binatang buas saat melihat keberadaannya.
Pasalnya, butuh teknik dan keahlian khusus dalam menangkap binatang mematikan itu.
Apalagi buaya itu terbiasa hidup liar sehingga perilakunya agresif dan ganas.
"Jangan coba-coba menangkap buaya apalagi dengan bambu dan tali, itu bahaya. Kalau bukan profesional, jangan berusaha menangkap karena justru akan membahayakan jiwa," tandasnya.
Tindakan tepat yang bisa dilakukan warga saat melihat keberadaan buaya, menurut Willy, adalah melaporkannya ke kepolisian terdekat.
Polisi pun tidak bisa sembarangan menangkap buaya atau mematikannya lantaran termasuk satwa yang dilindungi undang-undang.
Aparat akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) yang lebih berwewenang dan berkompeten dalam masalah perlindungan satwa.
"Tak boleh sembarang membunuh karena itu satwa yang dilindungi UU. Kalau melihatnya sebaiknya lapor polisi atau BKSDA agar ditangani secara profesional,"katanya
Keberadaan buaya di Sungai Luk Ulo sebenarnya sudah lama diketahui masyarakat.
Buaya yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 4 ekor itu semakin rajin menampakkan diri dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Juli lalu, saat musim kemarau, seekor buaya tampak berenang di sungai ini, tepatnya di Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren.
Saat itu, warga sempat dibuat resah.
Mereka khawatir predator itu akan naik ke permukiman dan membahayakan keselamatan warga di sekitar sungai.
Terlebih saat sungai meluap.
Sekarang kekhawatiran bertambah karena buaya benar-benar mendarat, meski baru masuk areal persawahan.