'Papa, Papa Tolong Aura Diikat, Mama Sudah Mati!'
Masih terngiang di benak Akong ketika putri kecilnya meminta pertolongan, sebelum akhirnya merenggang nyawa.
Untungnya kata Akong, kasus ini berhasil dibongkar polisi. Pelaku penculikan ternyata adalah Aliong, kakak sepupunya sendiri.
"Padahal selama ini saya selalu bantu dia (Aliong) kalau sedang dapat rejeki. Tapi ternyata begini balasannya. Makanya kami sekeluarga minta Aliong dihukum mati," tegas Akong.
Soal reputasi Aliong si kakak sepupunya itu, menurut Akong, sangat buruk. Sifat atau perangai Aliong, sudah dia kenali sejak dulu.
"Aliong ini memang licik. Orangtunya saja di Desa Rebo pernah dikapaknya (dilukai pakai kapak). Memang Aliong itu sadis orangnya," kenang Akong..
Lalu mengenai keterangan Aliong di persidangan yang baru saja didengar Akong, Selasa (2/5), diyakininya sebagian merupakan kebohongan.
Di persidangan, Terdakwa Aliong mengaku hanya membunuh dan tidak memperkosa atau cabuli korban.
Padahal dari hasil visum dokter menyatakan ditemukan luka robek di kemaluan korban (Aura).
"Dia itu (Aliong) suka membalik-balikan fakta. Hasil visum jelas ada robekan (di kemaluan korban), tapi dia (Aliong) tidak juga ngaku (memperkosa/cabul). Orang itu (Aliong) memang licik," katanya.
Akong memastikan, Aliong pernah beberapa kali bermasalah, ketika di Bangka, Jakarta dan Kalimantan. Kakak sepupunya itu sering berulah pada orang lain.
"Dia itu memang banyak kasus, di Jakarta dan Kalimantan. Makanya dia kembali lagi ke Bangka, dan kembali bermasalah," gerutu Akong merasa kesal pada Aliong si kakak sepupu yang telah membunuh istri dan anaknya.
Dilansir sebelumnya disebutkan, pembunuhan sadis terjadi di Desa Rebo Sungailiat Bangka.
Kedua korban, Imelda (32) dan anaknya, Aura (7), warga Bedeng Akeh Sungailiat tewas dicekik.
Jasad korban kemudian dimasukkan dalam karung dan dibenamkan dalam lumpur bekas tambang inkonvensionall (TI) jl Cendana Desa Rebo Sungailiat.
Jasad korban ditemukan, Selasa (3/1/2017), dua hari setelah kejadian, usai pelakunya, Tersangka Aliong (39), warga Desa Rebo Sungailiat ditangkap polisi.
Sejak itulah, La Imron sekeluarga menuntut keadilan karena anak dan cucunya dibunuh secara keji oleh Aliong. (Fery Lasykari)