Sabtu, 4 Oktober 2025

Kacang Jaruk Udi Terkenal Karena Rasa Bawangnya

SEBUAH wajan besar diletakkan di atas tungku tradisional berbahan bakar kayu. Di wajan itu, pekerja mengaduk puluhan kilogram kacang tanah, bercampur

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - SEBUAH wajan besar diletakkan di atas tungku tradisional berbahan bakar kayu. Di wajan itu, pekerja mengaduk puluhan kilogram kacang tanah, bercampur pasir. Selama satu jam lebih, proses menyangrai dia lakukan dengan telaten.

Pantulan panas dari tungku tak mereka hiraukan hingga kacang matang dengan sempurna.

Menyangrai kacang dengan pasir, merupakan bagian dari proses pembuatan kacang jaruk (kacang sangrai) di rumah produksi atau yang disebut ‘gudang’ milik Nurdi alias Udi (61), di Jalan Cempaka Putih Rt 7 Barabai, Hulu Sungai Tengah.

Tiap hari, minimal dia membuat 50 kilogram sampai 100 kilogram kacang jaruk, untuk memenuhi permintaan pelanggan dan permintaan pasar.

Kacang jaruk adalah camilan khas dari Barabai. Sebenarnya, sudah ada beberapa daerah lain yang mengolah kacang ini.

Namun cita rasanya belum ada yang menandingi buatan Udi dari Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalsel. Salah satu yang membedakannya, proses pengolahan dan cita rasanya.

Pemkab setempat, mempromosikan camilan khas ini, sebagai kacang yang rendah kolesterol, karena dibuat dengan cara disangrai dengan bumbu bawang putih sebagai obat kolesterol.

Perajin dari Barabai umumnya menggunakan pasir sebagai pengganti oven.

Nurdi, adalah perintis usaha kacang yang dibuat secara tradisional berbahan alami itu.

Sebelum bermunculan perajin lain, dia telah sukses merintis usaha rumahan ini, dan memasarkan camilan bermerek dagang “Udi.

Hadijah, adalah putrid dari Nurdi, yang terlibat langsung proses produksi. “Saya mulai membuat kacang jaruk sejak tahun 1965. Saat itu saya pasarkan sendiri dengan menggunakan rombong di Pasar Barabai,”kenang Udi didampingi HAdijah, saat ditemui di rumah produksi kacang jaruk, Rabu (22/3/2017).

Usahanya makin berkembang sejak tahun 1990-an. Pada tahun tersebut, dia memproduksi minimal 100 kilogram per hari. Produk buatannya masuk ke toko-toko hingga mini market. Sampai sekarang, Udi tak lagi memasarkan sendiri. Dia sudah punya pelanggan yang datang ke rumah produksinya.

Udi menuturkan, untuk membuat produk camilannya tetap disukai konsumen, menjaga kualitas mutlak harus dilakukan.

Kacang yang dibuat adalah kacang pilihan, dibeli dari petani lokal. Sebelum diolah, kacang terlebih dahulu direndam menggunakan garam dan bawang putih yang dihaluskan selama satu malam. Selanjutnya, kacang dijemur di bawah panas matahari.

Jika sudah kering, kacang disangrai dengan menggunakan pasir pilihan yang sudah dicuci bersih dan disaring.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved