Menpora: Jangan Ada Lagi Tengkar di Antara Bonek dan Aremania
Menpora menginginkan suporter sepak bola rukun dan menjalin ukhuwah. Tak ada lagi Bonek bertengkar dengan Aremania.
Laporan Wartawan Surya, Fatimatuz Zahro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi menghadiri Harlah ke XXIII Pondok Pesantren Tarbiyatul Qulub di Gedung JX International, Surabaya, Sabtu (11/3/2017) petang.
Dengan mengenakan batik bernuansa hijau, politikus PKB itu turut hanyut dalam salawat dan zikir yang dilantunkan bersama-sama oleh sekitar ribuan peserta.
Selain Nahrowi, dalam acara yang juga memperingati Maulid Nabi Muhammad ini tampak Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Qulub Zainuddin Husni, dan ulama NU termasuk Wakil Rais Amru PBNU Miftahul Akhyar.
"Dalam tugas saya sebagai Menpora saya ingin agar suporter sepak bola rukun dan menjalin ukhuwah. Eggak ada lagi Bonek bertengkar dengan Aremania," pesan Nahrawi.
Terlebih saat ini Persebaya sudah masuk ke kompetisi meski kastanya lebih rendah. Ia berharap persepakbolaan Indonesia bisa lebih baik dan lebih maju dibandingkan waktu sebelumnya.
Disampaikan Nahrawi, Menpora tengah fokus mengembangkan liga santri. Yaitu kompetisi yang menggaet santri di pondok pesantren untuk adu mengolah di kulit budar.
"Kami memfasilitasi anak santri kita dengan sepak bola. Baru kali ini ada seleksi Timnas U-19 ada santri yang lolos," ucap Nahrawi.
Padahal tidak semua pesantren sudah memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan. Ini membuktikan santri memiliki potensi dan berdaya saing.
"Saat santri main bola, bukan hanya kekompakan yang diajarkan, melainkan juga kekuatan hati. Sampai ada cerita setiap selesai pertandingan dalam liga santri, peserta mencium tangan wasit. Ini yang namanya tata krama," ucap Nahrowi.
Ia berpesan kepada warga Surabaya dan jemaah yang hadir untuk tak ragu memasukkan anak-anak mereka ke pondok pesantren.
Di sisi lain, Pengasuh PP Tarbiyatul Qulub Zainuddin Husni mengatakan momen harlah ini adalah momen untuk menyatukan perbedaan.
"Kegiatan harlah ini menjadi momen menyatukan NKRI. Meskipun di sini berbeda-beda namun ada semangat satu yang sama yaitu semangat NKRI," ucap Zainuddin Husni.