Pesan Kesedihan dalam Buku Harian Napi yang Tewas Gantung Diri

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Seorang napi Rama Prastyo (29) mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di Lapas Kelas II A Denpasar, Bali.

Ia menuliskan kesedihannya di sebuah buku catatan harian.

Rama Prastyo merupakan narapidana yang menjalani hukuman 1 tahun 3 bulan dalam kasus pelecehan terhadap anak.

Kasus bunuh diri ini diketahui saat penghuni Lapas lain, ES (40) hendak membuang air kecil, Minggu (5/2/2017) dini hari.

Namun kamar mandi masih digunakan.

Ia pun menanyakan siapa yang menggunakan kamar mandi itu.

"Narapidana lain menjawab kalau Rama (korban) di kamar mandi. Lalu saksi mencoba mengintip melalui sela-sela lubang pintu," jelas anggota kepolisian, Kuta Utara.

Melalui lubang itu, ES melihat leher korban terikat kain yang tergantung di terali jendela besi.

ES berteriak melihat Rama yang sudah tak bernyawa tergantung di terali jendela kamar mandi.

Kejadian ini kemudian dilaporkan ke kepolisian.

Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan buku harian yang berisikan pesan kesedihannya di tempat tidur korban.

"Buat Ibuk ku dan Bapak aku sayang kalian jangan lupa kirim doa buat aku ya buk dan bapak. Salam juga buat Weke jangan pikirin aku. Aku udah di alam yg tenang kok. Maaf jika anakmu sering berbuat salah buk dan bapak. Aku sayang kalian dari ku Rama," tulisnya.

Baca: Polda Metro Jaya Tak Kesulitan Ungkap Kasus Chat Pornografi Diduga Firza hingga Tuntas

Rama juga menulis pesan lainnya.

"Buat yang tersayang Lisa dan Lika, maaf jika aku belum bisa membahagiakan kamu. Aku sudah berusaha semampuku untuk terbaik buat kamu. Aku emang keterlaluan buat kamu tapi aku ngalakuin itu karna aku gak mau kehilangan kamu, sampai ketemu di alam yg beda ya mama dan anak ayah jangan lupa sering kirim doa ya. Ayah sayang kalian berdua I LOVE YOU Rama Prastyo," ungkapnya dalam pesan di bukunya.