Sabtu, 4 Oktober 2025

Ketut Agustina Menembak Kera di Balik Pohon Kelapa Tapi yang Tewas Malah Sepupunya

Suarca tewas ditembak Nyengkrut dengan luka tembak di bagian belakang kepalanya karena dikira seekor kera saat memetik janur di atas pohon kelapa.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Lugas Wicaksono
Pelaku Ketut Agustina alias Nyengkrut melakukan rekontruksi kasus penembakan Wayan Suarca (49) di perkebunan Pangkung Bebek, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali, Selasa (31/1/2017). TRIBUN BALI/LUGAS WICAKSONO 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Polisi melakukan rekonstruksi kasus penembakan Wayan Suarca (49) oleh Ketut Agustina alias Nyengkrut (36) di perkebunan Pangkung Bebek, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali, Selasa (31/1/2017).

Suarca tewas ditembak Nyengkrut dengan luka tembak di bagian belakang kepalanya karena dikira seekor kera saat memetik janur di atas pohon kelapa perkebunan tersebut, Jumat (27/1/2017) sekitar pukul 09.00 Wita.

Rekonstruksi yang dimulai pukul 09.00 Wita ini memeragakan 18 adegan dimulai saat Nyengkrut berangkat dari rumah sampai Suarca jatuh usai ditembak.

Pelaku ketika itu diperagakan sendiri oleh Nyengkrut yang berbaju tahanan jingga setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Jalannya rekonstruksi mendapat pengawalan ketat dari kepolisian dan pecalang setempat.

Warga tidak diperkenankan menyaksikan jalannya rekonstruksi yang berada di tengah perkebunan, sekitar satu kilometer dari pemukiman.

Nyengkrut selama proses rekonstruksi lebih banyak terdiam dan menurut ketika diminta memeragakan setiap adegan.

Dia mengaku tidak sengaja menembak Suarca yang tak lain adalah saudara sepupunya.

Meskipun ketika itu senapan angin yang digunakannya menggunakan teleskop, ia melihat jelas sosok yang ditembak di pohon adalah seekor kera.

Bahkan ia melihat ekor kera tersebut.

"Saya benar-benar tidak sengaja, saya sudah bidik pakai keker, memang itu kera, ada kelihatan ekornya, tapi waktu saya lihat pas jatuh malah sepupu saya," ungkapnya.

Kapolsek Busungbiu, AKP I Nengah Muliadi mengatakan, dari 18 adegan itu, Nyengkrut menembak Suarca ditunjukkan pada adegan 10.

Ketika itu Nyengkrut memeragakan adegan membidik hingga menembak dari jarak sekitar 75 meter ke arah pohon kelapa setinggi delapan meter yang berada di balik rerimbunan pohon cengkeh.

Saat itu, Nyengkrut bersama teman-temannya pergi ke perkebunan itu bersama sejumlah temannya untuk membuat arang dari kayu.

Namun di tengah perjalanan, ia yang membawa senapan angin meninggalkan rombongan teman-temannya ketika melihat seekor kera melompat dari satu pohon ke pohon lain.

Baca: Polisi Gerebek Istrinya Sekamar Bareng Perwira Menengah Polda Lampung di Hotel

Nyengkrut yang diketahui suka berburu lalu pergi mendekat ke arah monyet itu.

Ia melihat kera itu berada di pohon kelapa di balik rerimbunan pohon cengkeh.

Tidak lama menunggu dibidiknya monyet itu tepat di kepalanya.

Sesaat kemudian terdengar suara terjatuh dan ia meyakini bahwa itu suara kera jatuh setelah ditembaknya.

Saat didekati sumber suara terjatuh itu, ternyata ia justru mendapati tubuh Suarca tergeletak di atas tanah dan bukannya kera.

Ia gerakkan tubuh itu dan diangkat kepalanya, dan pada bagian kepala belakang terdapat darah segar keluar dari luka tembak senapannya.

Nyengkrut syok dan seolah tak percaya. Rupanya dia menembak Suarca yang ketika itu sedang mencari janur di atas pohon kelapa.

Padahal ia merasa menembak kera.

Merasa cemas, dia lalu meminta bantuan kepada teman-temannya yang masih berada di tengah perkebunan.

Saat kembali didatangi, Suarca telah tewas.

Jenazahnya lalu dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved