Keren, 15 Angkot Kota Bandung Dilengkapi Buku Bacaan
Sebanyak 15 angkot di Kota Bandung mulai dilengkapi buku-buku bacaan untuk dapat dinikmati penumpang selama perjalanan.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Sebanyak 15 angkot di Kota Bandung mulai dilengkapi buku-buku bacaan untuk dapat dinikmati penumpang selama perjalanan.
Ke-15 angkot itu di antaranya jurusan Margahayu-ledeng, Kalapa-Dago, Sederhana-Cimindi, dan
Gedebage-Stasiun Bandung.
Angkot yang dilengkapi perpustakaan itu diberi nama angkot pintar. Setidaknya ada 15 sampai 20 buku tersedia di dalam angkot untuk bacaan penumpangnya.
Pemerintah Kota Bandung meluncurkan 15 angkot pintar di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/12/2016).
Pantauan Tribun Jabar, buku-buku itu disimpan di rak yang ada di kursi belakang angkot. Buku-buku itu mulai dari bacaan anak-anak, masalah keagamaan, komik, dan lainnya.
Setiap penumpang bisa membaca buku-buku itu tanpa dipungut sepeserpun biaya.
“Hari ini kami meluncurkan angkot pintar, ini inisiasi masyarakat dan terinspirasi juga angkot Soreang-Leuwipanjang,” kata Kepala Dinas Perhubungan Didi Ruswandi.
Belum semua angkot di Kota Bandng menjadi angkot pintar. Menurut dia angkot pintar harus menjadi gerakan angkot yang masif dan bertujuan memakmurkan pelaku usaha angkot.
“Yang namanya makmur tidak hanya ramai tapi berfaedah dan bermanfaat,” kata Didi.
Selain itu, angkot pintar dapat membangun budaya membaca di Indonesia khususnya di Kota Bandung. Rasio membaca di Indonesia itu 1 buku selama 12 bulan.
“Berbeda dengan Amerika Serikat yang 1 bulan 12 buku,” kata Didi.
Angkot pintar merupakan gerakan partisipatif. Masyarakat yang ingin berpartisipasi bisa terlibat
dalam gerakan angkot pintar, seperti menyumbang buku.
Keberadaan angkot pintar ini dipercaya bisa meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum. Kali ini masyarakat lebih demen naik kendaraan pribadi.
“Kami kedepan juga akan upayakan ada wifi gratis, dan kami upayakan interior yang nyaman, polanya juga sama, dari masyarakat untuk masyarakat,” kata Didi.