Helikopter TNI Hilang Kontak
Isak Tangis Ibunda dan Istri saat Lettu Yohanes Dikabarkan Gugur
Aini Mahlan (55) terlihat begitu tegar mengetahui anak keduanya Lettu Cpn Yohanes Syaputra meninggal dalam bertugas.
TRIBUNNEWS.COM, BANYUASIN - Aini Mahlan (55) terlihat begitu tegar mengetahui anak keduanya Lettu Cpn Yohanes Syaputra meninggal dalam bertugas.
Setelah empat hari menunggu kabar, keluarga akhirnya memastikan Yohanes sudah tiada, Minggu (27/11/2016) sekira pukul 17.05 Wita.
Aini mengetahui informasi yang mengabarkan Yohanes wafat, dari seseorang yang berada di ujung telepon.
Aini yang bersama Faisal (mertua Yohanes), sebelum mendapatkan detik-detik informasi, keduanya gelisah dan kerap mondar-mandir menerima telepon.
Setelah menerima telepon seketika raut wajah Aini berubah.
Tadinya Aini yang terlihat sabar langsung bergegas memberikan kabar kepada istri dan Derry Utami atau Ayie istri Yohanes, yang berada di dalam rumah.
Di ruang tamu rumah berbentuk panggung, terdengar isak tangis dari istri dan Ayie.
Lagi-lagi Aini begitu tabah dan tegar memberikan pengertian kepada orang yang dicintainya untuk ikhlas menerima kabar duka itu.
Kedua tangan Aini terus mengusap badan istrinya yang meminta untuk tabah.
Ibunda Yohanes yang tak kuasa menahan tangis juga coba diberi pengertian oleh kerabatnya, terlihat juga anak pertama Yohanes yaitu Tisha mengucurkan air mata.
Dengan suara lirih, Aini kepada Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network) memastikan Yohanes wafat, dia tidak menjelaskan informasi yang mengabarkan dari mana, hanya menegaskan bahwa kali ini informasi yang didapat benar.
"A1 (pasti), yang hidup infonya hanya Lettu Abdi, empat lainnya wafat," terang Aini dengan wajah murung seakan tak percaya.
Setelah mendapati kabar Yohanes wafat, belum ditentukan jenazah akan dikebumikan di tempat pemakaman mana.
Aini hanya mengatakan masih menunggu kabar kepulangan jenazah dari dinas tempat anaknya bertugas.
"Nanti dirundingkan (pemakamannya), sekarang belum tahu," jelasnya.
Rumah orangtua Yohanes atau biasa disapa Anes yang berada di Desa Sungai Pinang Rambutan Kabupaten Banyuasin, sejak mendapatkan kabar hilangnya pilot asal Bumi Sedulang Setudung, keluarga dan tetangga terus berdatangan. Baik mencari informasi dan empati atas duka yang tengah dialami keluarga besar Anes.
Sebelum kabar duka merundung keluarga besar Yohanes, ayah dan kerabat lainnya terus mencari informasi berita.
Baik kabar dari media online dan televisi terus dipantau, bahkan adanya kabar dari Gubernur Kaltara yang menyebutkan kru Heli Bell tewas sempat tidak percaya.
Lettu Cpn Yohanes Syaputra adalah pilot Helikopter Bell 412-EP yang bertugas mengantar logistik di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Ia bersama dua penerbang dan dua mekanik helikopter yang dipilotinnya jatuh di hutan belantara Kalimantan, Kamis (24/11/2016) lalu.
Yohanes adalah alumnus sekolah penerbang tahun 2009, ia meninggalkan istri bernama Derry Utami dan dua anak yang masih balita Tisha (3,5) dan Mahesawari (2 bulan). (Siemen Martin/Tribun Sumsel)