Cerita Kakek Suyandi Diserang Babi Hutan, Jempol Kakinya Putus
Sambil melinting tembakau di pojok ladang, Suyandi terkesiap, makhluk hitam berbulu, bermoncong dan bertaring mendekat ke arahnya.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sambil melinting tembakau di pojok ladang, Suyandi terkesiap, makhluk hitam berbulu, bermoncong dan bertaring mendekat ke arahnya.
Seketika lelah di tubuh Suyandi hilang setelah setengah hari mencangkul ladang. Ketika pandangan keduanya bersirobok, Suyandi pelan-pelan mengusir babi hutan bertubuh besar itu.
Tak punya cukup waktu Suyandi menghindar. Congor babi hutan sudah menghantam dada kakek berusia 80 tahun itu hingga terjungkal.
Ujung taring babi hampir menggores urat leher tapi Suyadi berusaha melawan dan menangkis, meski tangan dan paha koyak, dan jempol kakinya putus.
"Biasanya babi hutan kalau melihat warga takut, terus lari. Saya heran kenapa babi hutan ini malah mendekat. Matanya membelalak," Suyandi bercerita kepada Tribun Jateng dari atas pembaringan, Jumat (18/11/2016).

Suyandi terbaring di pembaringan saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya di Desa Ropoh, Kecamatan Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (18/11/2016). Ia satu dari empat korban amuk babi hutan saat berladang di dekat hutan. TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Suyandi satu dari empat warga yang menjadi korban amuk babi hutan saat berladang di pinggiran hutan tak jauh dari Desa Ropoh, Kecamatan Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Baca: Warga Merasa Aneh Kekuatan Babi Hutan Semeter di Lereng Gunung Sumbing
Satu orang tewas, tiga lainnya terluka termasuk Suyandi. Luka cakar dan gigitan babi hutan masih membekas di tubuh Suyandi, hingga ia sulit bergerak.
Pergelangan tangan dan kaki kirinya bengkak, terikat perban. Mata tuanya sesekali menoleh ibu jari kakinya yang buntung, lalu menutupinya dengan selimut saat beberapa lalat datang merubung.
"Kondisi saya masih begini, sakit, belum bisa ke mana-mana. Terutama pada jempol kaki saya putus karena digigit babi hutan," Suyandi menyesali keadaannya.
Dengan sisa tenaganya yang tak seberapa Suyandi mampu menancapkan mata cangkul dua kali tepat di moncong babi hutan itu.
"Saya sadar tubuh saya sudah koyak-koyak. Tapi, saya masih bisa melawan dan menghantam moncongnya dengan pacul (cangkul). Anehnya, meski kena pacul dan berdarah, babi itu masih tetap beringas," lanjut dia.

BERKABUT - Suasana Desa Ropoh, Kecamatan Kepil, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2016), berkabut. Halimun cepat datang di desa yang terletak di lereng Gunung Sumbing itu. TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Dalam kondisi penuh luka, Suyandi dibopong warga ke rumah, selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Babi hutan yang sama lebih dulu menyerang mertuanya, Tarmi (85), hingga tewas di jalan sudut desa. Dua warga lainnya, Suranto dan Suparman juga diserang babi hutan di lokasi berbeda.
Kabar kematian Tarmi oleh serangan babi hutan membuat Sartiyah (37) tak percaya. "Saya berpikir nenek saya di rumah, karena saya sudah larang agar tidak pergi ke hutan," kata dia.