Menteri Tjahjo Pertanyakan Kinerja Lamban dalam Pembangunan LRT
Ia mempertanyakan mengapa menentukan jenis rail dalam pembangunan Light Rail Transit (LRT) harus memakan waktu hingga dua tahun.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo mengkritik pembangunan transportasi darat di DKI Jakarta yang menurutnya sangat lamban.
Ia mempertanyakan mengapa menentukan jenis rail dalam pembangunan Light Rail Transit (LRT) harus memakan waktu hingga dua tahun.
"DKI ini bangun LRT, kereta api dari Sentul ke Jakarta, menentukan ini menggunakan railnya apa, itu kok dua tahun baru diputuskan," ujar Tjahjo, dalam Seminar Nasional yang digelar di Auditorum Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Politisi PDIP tersebut tidak bisa membayangkan jangka waktu dua tahun hanya digunakan untuk menentukan jenis rail saja.
"Bayangkan, baru memutuskan railnya itu rail merk a atau b aja itu dua tahun, bayangkan?," jelasnya.
Ia pun menyindir Menteri terkait, lantaran penggunaan waktu yang cukup lama tersebut hanya untuk mengurus masalah penggunaan rail.
"Padahal dua tahun baru mau jalan, lah sudah sampai ke Jakarta itu kereta api dari sentul (bogor)," tegasnya.
Berdasar kinerja yang lambat tersebut, maka audah sepantasnya menteri yang menangani proyek LRT mundur dari jabatannya.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo sangat tegas dalam permasalahan pembangunan, "Karena pak Jokowi keras, siapa yg menghambat? Ya kalau menghambat ya mundur, gitu aja,".
Lebih lanjut, Tjahjo pun menyebutkan nama menteri yang telah digantikan oleh Budi Karya tersebut.
"Yang korban siapa? pak Jonan, ya pak Jonan udah mundur, ini yang diterapkan oleh pak Jokowi," tandasnya.