Kamis, 2 Oktober 2025

Kerusuhan di Tanjung Balai

Tweet Menkopolhukam Wiranto Ungkap 'Strategi' Atasi Kericuhan Tanjung Balai

Melalui akun Twitter miliknya, Wiranto menulis status terkait kericuhan SARA di Tanjung Balai.

Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menkopolhukam Wiranto. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyesalkan kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Melalui akun Twitter miliknya, Wiranto menulis status terkait kericuhan SARA di Tanjung Balai.

Beberapa tempat ibadah terbakar dan ditengarai karena ulah oknum yang tersulut kemarahan.

Melalui akun ‏@wiranto1947, Menkopolhukam menuliskan peristiwa yang terjadi, imbauan serta 'strategi' yang dilakukan untuk mengatasi hal ini.

Wiranto menjelaskan soal Pancasila, serta semangat persatuan dan kekompakan yang didengungkan Presiden Jokowi.

Ia juga mengharap masih semangat Idul Fitri, pintu maaf terbuka lebar dan kerusuhan Tanjung Balai takkan terulang kembali.

Semangat Idul Fitri menjadi salah satu strategi Wiranto untuk redamkan kericuhan di Tanjung Balai.

Berikut tweet-tweet Wiranto.

"Kita hidup di negara Pancasila, negara demokrasi yg memiliki nafas kebebasan namun bkn kebebasan mutlak ttp kebebasan yg ada batasnya."

"Kebebasan yang tidak mengganggu atau mengancam kebebasan orang lain. #TanjungBalai."

"Kita jg memiliki negara hukum dimana supremasi hukum dijaga oleh semua org dgn cara menghormati dan mematuhinya. #TanjungBalai."

"Peristiwa di #TanjungBalai seharusnya tdk boleh terjadi dan sangat patut disesalkan."

"Hanya krn kesalahpahaman 2 warga lalu berkembang menjadi main hakim sendiri dgn menyerang, merusak dan pembakaran #TanjungBalai."

"Tindakan itu bukan cerminan budaya kita dalam menyelesaikan masalah bahkan justru tindakan itu semakin membesarkan masalah #TanjungBalai."

"Dan menimbulkan kerugian harta benda maupun semangat kebersamaan kita sebagai bangsa #TanjungBalai."

"Sesuai dgn anjuran Presiden @jokowi utk terus menjaga kekompakan dan persatuan bangsa maka kepada seluruh masyarakat #TanjungBalai."

"Agar menyadari dan tidak melanjutkan perselisihan dan pertikaian antar warga. #TanjungBalai."

"Dengan masih hangatnya semangat Idul Fitri saya mengajak utk saling memberi maaf dan biarkan aparat keamanan menyelesaikannya. #TanjungBalai."

Kronologi kerusuhan Tanjung Balai

Seperti dikutip dari Tribun Medan, kerusuhan di Tanjung Balai, Kabupaten Asahan yang berujung pada isu SARA, Jumat (29/7/2016) malam berawal dari keluhan seorang warga.

Seorang warga bernama Meliana (41) warga Jl Karya Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan Kota, Tanjung Balai, Sumatera Utara mengeluhkan suara azan yang dikumandangkan di Masjid Al Maksum Jl Karya.

Sebelum kericuhan meledak, Meliana mendatangi nazir masjid menyampaikan keluhan.

Ia merasa terganggu dengan suara azan yang dikumandangkan pihak masjid.

"Setelah oknum tadi menyampaikan keluhan, pihak masjid kemudian mendatangi kediaman wanita bernama Meliana (setelah salat Isya)."

"Lalu, karena timbul keributan, pihak kepala lingkungan dan kelurahan setempat yang kooperatif kemudian membawa masing-masing pihak ke polsek setempat untuk dimediasi," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, Sabtu (30/7/2016).

Di tengah mediasi, warga yang mendapat informasi lantas berkumpul di depan polsek.

Entah bagaimana, jumlah warga semakin bertambah dan bergerak ke Vihara Juanda yang berjarak sekitar 500 meter dari Jl Karya dan kemudian melakukan pengerusakan.

"Dari informasi sementara, vihara di Pantai Amor terbakar. Kemudian, turut dibakar 3 unit kelenteng serta 3 unit mobil dan tiga unit sepeda motor," kata Rina.

Selain itu, sambung Rina, ratusan warga turut merusak barang-barang di dalam kelenteng Jl Sudirman.

Kemudian, di Jl Hamdoko barang di dalam kelenteng dirusak dan praktek pengobatan tinghoa dihancurkan serta satu unit motor nyaris dibakar.

Di Jl KS Tubun, massa merusak barang-barang yang ada dalam klenteng dan satu unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jl Nuri.

Di Jl Imam Bonjol masyarakat membakar barang-barang yang ada dalam satu vihara.

Kemudian, di Jl WR Supratman massa merusak isi bangunan yayasan sosial dan merusak 3 unit mobil.

Di Jl Ahmad Yani, massa merusak pagar vihara.

Serta di Jl Ade Irma, massa membakar barang-barang yang ada dalam satu unit klenteng.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved