Minggu, 5 Oktober 2025

Wayan Debi Terluka Parah Diamuk Warga Gara-gara Minta Istrinya Telanjang di Tengah Jalan

Debi meminta istrinya untuk telanjang di tengah jalan sembari berteriak-teriak. Ketika itu menurutnya tidak ada satu pun polisi yang terlihat.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Lugas Wicaksono
Wayan Debi Arianto tak sadarkan diri terbaring di satu bed ruang UGD RSUD Buleleng, Selasa (26/7/2016). Ia ditemani ayahnya, Ketut Suminta (kanan) dan istrinya, Ni Putu Budi Wijayanti. 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Wayan Debi Arianto (30) tak sadarkan diri terbaring di satu bed ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Bali, Selasa (26/7/2016).

Suminta mengatakan, anak tunggalnya itu harus dirawat di rumah sakit sejak Senin (25/7/2016) petang usai dihajar ratusan warga Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.

Pria ini dianggap telah membuat onar di desanya dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Gelagat tidak baik Debi sudah ditunjukkan sejak Minggu (24/7/2016) di rumahnya di Banjar Padma Kencana, Desa Telaga.

Ketika itu Suminta merasa cemas karena anaknya yang menderita gangguan mental kambuh.

Ia kemudian melaporkannya kepada kepala desa dan Polsek Busungbiu agar anaknya dapat diamankan untuk mencegah tindakan anarkis.

Sebab sudah lebih dari tiga kali ini anaknya telah membuat onar di desa dan dihajar warga.

Saat kembali ke rumah sekitar pukul 18.00 Wita, ia begitu kaget ketika di jalan menjumpai anaknya itu sudah berada di perempatan jalan desa bersama istrinya.

Debi meminta istrinya untuk telanjang di tengah jalan sembari berteriak-teriak.

Ketika itu menurutnya tidak ada satu pun polisi yang terlihat.

"Dari sanalah masyarakat datang, anak saya dibilang rusuh, dipentung lah sama tongkat. Anak saya bilang nggak akan mengganggu masyarakat, anak saya duduk sambil bawa keris, ada yang sudah siap bawa senapan mau tembak anak saya. Saya nggak bisa ngomong apa, sudah minta bantuan polisi tapi tidak ada," ungkapnya.

"Waktu dikeroyok itu tidak ada satu pun polisi yang di lokasi. Baru setelah itu binmas yang saya telepon 10 kali baru dia telepon saya. Lho sudah ada kejadian kok baru ngebel," tambah dia.

Debi tidak saja dihajar menggunakan tangan kosong, tetapi juga dipukul dengan tongkat.

Kedua kakinya juga disayat menggunakan pedang dan tulang-tulangnya dipatahkan.

Akibatnya, kedua kakinya harus di-gips dan tulang-tulang kakinya harus di-pen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved