Pasar Besar Kota Malang Sudah Tiga Kali Terbakar
Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim mendatangi Pasar Besar Kota Malang, Jumat (27/5/2016), sehari pasca terbakar, Kamis (26/5/2016) kemarin.
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim mendatangi Pasar Besar Kota Malang, Jumat (27/5/2016), sehari pasca terbakar, Kamis (26/5/2016) kemarin.
Tim didampingi tim Inafis Polres Malang Kota tiba pukul 09.15 WIB.
kini tim sedang berdiskusi dengan jajaran Pemkot Malang yang dipimpin Wakil Wali Kota Sutiaji.
Tim berada di bagian paling atas atau Matahari Mall.
Sementara di lantai dasar, petugas pemadam kebakaran masih menyemprotkan air untuk melakukan pembasahan.
Kemarin si jago merah melalap Pasar Besar Kota Malang, mulai sekira pukul 03.00 WIB, Kamis (26/5/2016) dini hari.
Hingga sekira 13 jam berlalu, api belum dapat dijinakkan sepenuhnya, satu di antaranya karena hidran yang ada di lokasi tidak berfungsi.
"Terdeteksi empat titik api masih menyala," ujar seorang anggota pemadam kebakaran pada sekitar pukul 16.00 WIB.
Api menyala di lantai dua. Personel pemadam kebakaran gabungan masih terus berjibaku memadamkan api.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji yang mendatangi lokasi kebakaran mengakui Pemerintah Kota Malang ceroboh terkait tidak berfungsingnya empat hidran yang berada di Pasar Besar.
Gara-gara hal ini, proses pemadaman api dan pembasahan memakan waktu lama karena seluruh mobil pemadam harus bergantian mengambil air di hidran yang jaraknya cukup jauh dari pasar.
"Kami minta maaf. Terkait hidran, itu kecerobohan kami," katanya.
Wawali sudah menginstruksikan Dinas Pasar supaya menjalin kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang supaya hidran segera diaktifkan.
"Dulu alasannya karena pernah dicuri. Bagaimana caranya agar tidak dicuri dan tetap berfungsi," ungkapnya.
Seluruh mobil pemadam kebakaran harus mengambil pasokan air dari hidran yang lokasinya lebih jauh.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kabupaten Malang Nurul Kusaeni mengatakan, seluruh mobil pemadam harus antre untuk mengambil pasokan air.
Menurut Kusaeni kendala itu mengakibatkan pemadaman tidak bisa dilakukan secara serentak.
"Andai hidran bisa dipakai secara terus menerus, pemadaman bisa cepat. Karena harus mengambil air di hidran yang lebih jauh, satu pemadam kebakaran setidaknya butuh waktu sekitar setengah jam untuk datang kembali ke lokasi," ucapnya.
Manager Hubungan Pelanggan PDAM Kota Malang Nono Sutarno mengatakan, hidran di Pasar Besar tidak bisa terkoneksi dengan air PDAM karena tiada ada kerja sama antara Dinas Pasar dengan PDAM.
Agar masalah serupa tidak terulang, Pemkot dan PDAM harus berkoordinasi tentang titik-titik hidran di luar milik PDAM.
"Koordinasi sudah ada dengan PMK Kota Malang. Hidran yang akan sudah dikehendaki untuk disaluri air akan kami pasang meteran. Nanti tagihannya akan masuk ke Pemkot Malang," katanya.
Sutiaji mengaku sudah lama menyoroti kondisi instalasi listrik.
"Instalasi listrik sudah saya sorot sejak lama. Setelah kejadian sebelum ini, sudah saya minta supaya ada perbaikan instalasi. Sepertinya sampai sekarang belum diperbaiki," ujar Sutiaji.
Pasar Besar yang terbakar tersebut sebenarnya akan direvitalisasi pada tahun ini. Revitalisasi ringan tersebut diperkirakan tidak akan mempengaruhi keberadaan pedagang dan jumlah bedak.
Libatkan Labfor Polda Jatim
Kepala Dinas Pasar Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan, revitalisasi akan dianggarkan dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) pertengahan tahun nanti.
Meski total anggaran yang dibutuhkan belum dihitung, revitalisasi itu dipastikan akan menjadi yang paling besar sejak pasar itu dibangun 30 tahun lalu.
"Beberapa waktu lalu, kami bicarakan dengan wali kota. Prosesnya masih di tim konsultan untuk pembiayaannya," katanya.
Pemugaran juga bakal menyentuh instalasi listrik yang diduga menjadi penyebab kebakaran kali ini. Setelah kebarakan ini, revitalisasi dimungkinan juga untuk menata ulang bedak-bedak yang rusak terbakar.
Penyelidikan tentang penyebab kebakaran Pasar Besar Kota Malang melibatkan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim.
Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka menyebut, pihaknya belum bisa menjelaskan penyebab kebakaran itu.
"Masih harus diselidiki, termasuk olah tempat kejadian perkara. Juga melibatkan Labfor Polda Jatim," ujar Dewa.
Saat ini, pihaknya masih fokus pada pemadaman dan pembasahan lokasi.
Selain itu, polisi juga menjaga sekitar pasar.
"Jangan sampai ada penjarahan," tegasnya.
Polisi menjaga sekitar lokasi, antara lain menjaga kondisi lalu lintas dan keamanan barang pedagang. Sejumlah polisi bersenjata laras panjang juga terlihat berjaga di beberapa titik.
Pasar Besar Kota Malang sebelumnya sudah pernah dua kali kebakaran selama kurun waktu 30 tahun terakhir.
Kebakaran pertama terjadi 2003, melalap lantai tiga yang ditempati Matahari Department Store dan 11 toko di lantai dua.
Tahun 2014 terjadi kebakaran kecil yang merusak dua toko, dan kini kebakaran terjadi di lantai dasar dan lantai dua.
"Tiga kali terbakar ini. Pada 2003, akibat hubungan arus pendek listrik," ujar Umar Sihab, seorang pedagang.
Sedangkan kebakaran kedua, berhasil dipadam sendiri oleh pedagang dan petugas. (surya/uni/fla)