Kamis, 2 Oktober 2025

Inilah Becak Masa Depan Bojonegoro Hasil Kreasi Tukang Becak Sendiri

Angkutan masal berupa becak di Bojonegoro dalam waktu dekat tidak lagi dikayuh oleh kaki manusia.

Editor: Sugiyarto
surya/iksan fauzi
Becak Parut Kelapa- Becak modifikasi menggunakan mesin parut kelapa karya Mukarom dipamerkan di depan forum dialog interaktif di Pendopo Bojonegoro, Jumat (27/5/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Angkutan masal berupa becak di Bojonegoro dalam waktu dekat tidak lagi dikayuh oleh kaki manusia.

Tidak lama lagi, masyarakat Bojonegoro atau pun wisatawan yang datang ke kota kaya minyak itu tak melihat lagi pengayuh becak berpeluh keringat di jalanan.

Ketua Paguyuban Tukang Becak, Mukarom telah memberikan contoh modifikasi becak sebagai masa depan becak di Bojonegoro.

Becak itu gabungan dari rangka sepeda motor, sedangkan kursi penumpang ditaruh di samping. Mesin penggeraknya menggunakan mein parut kelapa.

Becak itu lebih aman bagi penumpang dibanding model becak sebelumnya. Selain kursinya sekarang ditaruh di samping, di depan kursi penumpang, Mukarom memberi pagar setinggi kurang lebih 50 centimeter sebagai pengaman.

“Kalau dulu tabrakan, penumpangnya kena dulu, sekarang tidak. Insya Allah kalau kesenggol sepeda motor, penumpang aman,” ujar Mukarom kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Jumat (27/5/2016) sore, becak modifikasi karya Mukarom dipamerkan di depan peserta dialog interaktif di Pendopo Kabupaten Bojonegoro.

Forum yang dipimpin langsung oleh Asisten Bupati Bojonegoro itu menyambut baik becak masa depan itu.

Mukarom awalnya coba-coba membuat modifikasi becak tersebut berkali-kali. Hasil seperti sekarang ini dinilai paling aman.

Untuk biaya modifikasi becak, per unitnya membutuhkan dana sekitar Rp 3 juta.

“Modifikasi ini hanya butuh waktu seminggu per unit,” bebernya.

Kata Mukarom, becak itu mencontoh becak di Medan yang menggunakan mesin.

Tapi, becak buatannya itu tidak menggunakan mesin sepeda motor, melainkan mesin parut kelapa.

Menurut Mukarom yang juga Ketua Koperasi Karya Sejahtera Bersama beranggotakan para tukang becak itu, becak modifikasi itu tidak lantas diterima oleh semua anggota koperasi. Ada yang menerima dan ada yang tidak.

“Yang tidak menerima biasanya karena modifikasi butuh biaya,” ujar pria beralamat di Jalan Kiai Mojo 34 Bojonegoro ini kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved