Lihat Sendal Jepit, Kacamata, Baju Hello Kitty, Salomo Yakin Kerangka di Sekitarnya Itu Anaknya
Lihat Sendal Jepit Biru, Kacamata Minus, Baju Lengan Panjang Bergambar Hello Kitty, Salomo Yakin Itu Adalah Anaknya.
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Warga di Desa Baru Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar dihebohkan dengan temuan kerangka manusia, pada Rabu (23/3/2016) lalu.
Belakangan berdasarkan penyelidikan kepolisian, kerangka tersebut diduga adalah Angelika Raya Novianti br Pardede (11).
Salomo Pardede (41) memastikan itu adalah Angelika anaknya.
Kepastian tersebut menurutnya setelah dilakukan tes DNA serta dari temuan barang bukti dilokasi temuan kerangka tersebut.
Sendal jepit biru, kacamata minus, baju lengan panjang pink pudar bergambar hello kitty serta celana short warna coklat menambah keyakinan Salomo kalau itu adalah Angelika.
Air Keras
Terkait temuan kondisi anak pertamanya dari tiga bersaudara itu, Salomo menyebutkan, tidak akan pernah memaafkan pelaku.
"Saya ingin pelakunya juga dihukum sesuai dengan apa yang diperbuat pada anak saya, " ujarnya ditemui di Mapolda Riau, Senin (28/3/2016).
Kerangka yang diduga Angelika ditemukan sudah dalam kondisi terpisah-pisah.
Kenyataan itu menimbulkan spekulasi terkait bagaimana korban dihabisi oleh pelaku.
Salomo sendiri punya kecurigaan bagaimana korban dibunuh.
Menurutnya, kemungkinan Angelika dihabisi kemudian disiram dengan air keras, hingga menyebabkan kondisi jasadnya cepat mengurtai dan tulangnya menjadi rapuh hingga mudah terpisah-pisah.
"Saya curiga anak saya setelah dibunuh disiram cairan kimia. Lihat kerangkanya terpisah." terangnya.
Kenyataannya, kerangka yang ditemukan kondisinya memang sudah tampak begitu lama.
Sebab, rangka kepala sudah licin dan kosong.
Dibonceng
Salomo menyebutkan selama ini tidak pernah punya permasalahan dengan sesiapapun.
Kenyataan itu benar-benar membuatnya penasaran dan tidak habis pikir kenapa anaknya bisa diperlakukan keji oleh pelaku.
"Pekerjaan saya membuat sumur bor. Selama ini saya tidak punya masalah apapun dengan orang lain. Demikian juga dengan Angelika yang tidak pernah saya lihat ada keluhan atau masalah apapun, " terangnya.
Menurutnya, Angelika diketahui menghilang pada tanggal 9 Maret 2016.
Anak pertamanya itu keluar dengan alasan ke rumah temanya.
"Sejak kepergiannya, informasi Angelika tidak pernah diketahui. Saya sudah lapor ke polisi dan diupayakan pencarian, " papar Salomo.
Kasus temuan kerangka itu sendiri sudah diambil alih Polda Riau
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Pol Rivai Sinambela menyebutkan pihaknya berupaya untuk secepatnya mengungkap kasus tersebut.
"Kita akan ambil alih kasusnya agar bisa diselesaikan dengan cepat, " terangnya.
Menurutnya, sampai saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan.
"Minim saksi menjadikan kita kesulitan. Namun dengan bantuan masyarakat tentu kami berharap kasusnya bisa cepat terungkap, " terang Rivai.
Dari keterangan enam orang saksi yang sudah diperiksa, korban diketahui keluar dibonceng oleh seseorang. "Itu yang akan kita ungkap, " ujarnya.
Modus Hilangkan Jejak
Pemerhati Anak Seto Mulyadi justru punya penilaian tersendiri terkait temuan kerangka tersebut.
Lelaki yang akrab disapa Kak Seto ini menyebutkan, kepastian apakah itu benar-benar kerangka dari Angelika sudah menjadi kewenangan kepolisian, namun bisa saja itu hanyalah modus dari pelaku penjualan atau eksploistasi anak.
"Saya diberitahukan jika kondisi rangkanya sudah licin. Dengan kenyataan itu, bisa saja upaya pelaku kejahatan untuk menipu. Artinya dipakai kerangka lainnya sedangkan korban masih dalam kondisi hidup, " ujar Kak Seto usai melakukan audiensi dengan Kapolda Riau di Pekanbaru.
Dugaan tersebut menurut Kak Seto bisa saja terjadi untuk menghilangkan kecurigaan.
"Jadi korban nantinya dieksploitasi oleh pelaku. Itu bisa saja terjadi. Namun, semua dikembalikan pada penyidikan kepolisian. Saya sangat apresiasi apa yang dilakukan Polda Riau, " papar Kak Seto.
Hasil foresnsi sendiri menyebutkan, dengan kondisi kerangka yang sudah terpisah, serta batok kepala yang sudah kosong, diperkirakan konsisinya sudah 14 sampai 30 hari.
Jika dihitung dari tanggal Angelika dinyatakan hilang, maka diperkirakan jasad sudah 14 hari sampai akhirnya ditemukan warga. (*)