PSK Banting Harga di Gunung Botak, Pelanggannya dari Penambang hingga Pejabat
Di kawasan seluas 250 hektare itu ternyata ada banyak tempat praktik prostitusi yang beroperasi secara terang-terangan.
Perempuan berdarah Sulawesi ini mengaku sejak berprofesi sebagai PSK di kawasan Gunung Botak, setiap hari dia mampu melayani 10 pria.
Mulanya WS mengaku untuk melayani setiap tamu, dia masih harus berhubungan lewat perantara.
Namun seiring berjalannya waktu, dia tidak lagi memakai jasa penghubung.
Penghasilan yang didapat untuk sekali kencan terbilang besar.
Sebab, setiap tamu yang mengajak kencan harus membayar Rp500 ribu hingga Rp750 ribu.
Banyaknya calon tamu yang menginginkan kencan membuat WS pun bisa memilih-milih pelanggan.
“Kadang kita harus pilih-pilih orang juga. Soalnya ada yang baru memikul materil belum sempat mandi sudah ajak kencan," kata dia.
"Banyak sekali saya dan teman-teman menemukan yang seperti itu,” sambung WS.
Perempuan berambut pirang ini mengaku setiap hari mampu mengumpul uang hingga jutaan rupiah.
Dari uang yang diperolehnya itu, WS mengaku tak lupa menyisihkannya untuk dikirim kepada keluarganya.
”Setiap bulan saya kirim ke keluarga, di sini mereka tahunya saya berjualan,” kata dia.
Kini setelah Gunung Botak resmi ditutup, WS dan teman-temannya harus gigit jari karena pekerjaan mereka sebagai PSK terancam tak berjalan lagi seperti biasa.
Apalagi, banyak petambang yang telah angkat kaki dari kawasan tersebut.
IR, salah seorang PSK lainnya menuturkan sejak sosialisasi penutupan Gunung Botak dilakukan Pemerintah Daerah dan aparat setempat dilakukan, penghasilan yang mereka peroleh mulai menurun.
Puncaknya setelah Gunung Botak resmi ditutup pada Sabtu pekan lalu.