Kampung Padi Dago Tampilkan Seni Lintas Budaya Aceh, Sunda dan Papua
hadir Rektor ITB Prof Kadarsyah Suryadi, Direktur Institut Francis Indonesia (IFI) Martini, serta sejumlah komunitas seni di Bandung.
Laporan Fikar W.Eda/Serambi Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Rumah Budaya Kampung Padi, Dago Pojok, Bandung, Jawa Barat menampilkan pertunjukan seni lintas Aceh, Sunda, dan Papua, Rabu (4/11/2015) malam.
Dalam acara itu, hadir Rektor ITB Prof Kadarsyah Suryadi, Direktur Institut Francis Indonesia (IFI) Martini, serta sejumlah komunitas seni di Bandung.
Pertunjukan kolaborasi Aceh, Sunda, Papua menghadirkan seniman yang tergabung dalam komunitas rangkaian bunga kopi dari Gayo, dirangkaikan dengan vokal Sunda yang dilantunkan Iin Ida Rijanto. Pertunjukan di tutup dengan pembacaan pernyataan sikap Papua.
Pertunjukan diawali dengan musik Sunda dari Cianjur yang menampilkan rebab, kecapi, dan suling.
Budi Rijanto dari Rumah Budaya Kampung Padi, mengatakan pertunjukan lintas budaya tersebut merupakan wujud dari sikap kebersamaan yang dikomunikasikan dalam bahasa seni.
"Di Gayo ada kopi, di Pangalengan Jawa Barat juga ada kopi, di Papua juga ada kopi. Semua itu dibahasakan dalam satu bahasa hati," kata Budi Rijanto, yang juga seorang arsitek, pengajar di ITB.
Kopi Pangalengan Jawa Barat, menurutnya bersumber dari kopi Gayo yang dibawa oleh Aman Asep, seorang putra Sunda yang pernah bekerja di Dinas Perkebunan Aceh Tengah.
Ketika pensiun, Aman Asep pukangbke Jawa Barat dan mengembangkan budidaya kopi di dataran tinggi Pangalengan. "Ada koneksi historis dan kultural," kata Budi Rijanto.