Selasa, 30 September 2025

Kisah Haru Juru Ketik Manual yang Bertahan di Tengah Jaman Komputer

Di zaman yang serba digital ini, sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya.

Editor: Sugiyarto
tribun jogja
Tribun Jogja/Rendika Ferri Kurniawan Antini sedang mengetikkan dokumen pesanan pelanggannya, di lapak kecil miliknya di depan GOR UNY, Jumat (11/9). 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Di zaman yang serba digital ini, sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya.

Selain lebih mudah, pekerjaan jadi cepat selesai. Kendati demikian, ternyata masih ada orang yang menawarkan jasa ketik menggunakan mesin tik manual di Yogya.

Seperti yang coba dilakukan oleh Antini, warga Karangbendo, Caturtunggal, Sleman. Tini, panggilan akrabnya, masih membuka jasa mengetik menggunakan mesin tik manual.

Sejak tahun 1991, atau hampir selama 24 tahun, Tini setia mengetik ribuan dokumen pesanan pelanggan dengan mesin tik kesayangannya.

Mesin tik buatan Jepang bermerk 'Brother' seakan seperti anak kandungnya sendiri. Dari mesin tik tua inilah, Tini mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus dan bekerja.

Setiap hari, pagi-pagi buta, Tini berangkat dari rumah kakaknya di Karangbendo, Sleman, menuju tempatnya bekerja di depan GOR UNY.

Tak lupa, mesin tik 'Brother' kesayangannya, ditentengnya menuju lapak sempit di sudut Jalan Kolombo.

Ketrampilannya mengetik bukan didapatnya cuma-cuma, namun belajar dari sekolahnya dahulu.

Tak butuh waktu lama baginya untuk belajar mengetik, teknik mengetik 10 jari buta pun langsung dikuasainya di jurusan Tata Usaha di sebuah SMEA (sekarang SMK) di Bantul.

Usai lulus dari SMEA, ia memutuskan untuk bekerja menjadi juru ketik (type writter). Mula-mulanya, ia berkerja di Jalan Cendrawasih sebagai juru ketik.

Tak lama, ia memutuskan untuk pindah, dan membuka jasa pengetikan di simpang tiga di sisi timur gerbang masuk UNY.

Hingga kini, ia menempati lapak kosong di sebelah gerai buah milik kakaknya di depan GOR UNY.

Dulu Ramai

Tini bertutur, dahulu pada awal ia membuka jasa pengetikkan pada tahun 1991, banyak orang yang menggunakan jasanya.

Tak hanya untuk mengetik dokumen-dokumen pajak, bahkan sampai laporan praktikum mahasiswa-mahasiswa kala itu. Sehari, puluhan dokumen sudah mengantri untuk diketik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved