Minggu, 5 Oktober 2025

Pak Haji Tak Malu Dapat Untung dari Menimbun dan Jual BBM

BBM tersebut didapatnya dari tangan calo yang 'bermain' di beberapa SPBU di wilayah Kambara, Lasama dan Tampo.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rendy Sadikin
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Petugas Polres Kabupaten Muna mengamankan drum-drum berisi solar dan minya tanah dari gudang rumah Haji Rahmatullah, 61 th (kopiah hitam) di Pulau Indo, Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/11/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, MUNA - Tak ada malu pada diri Haji Rahmatullah (61) kendati polisi mendapatinya menimbun 1.230 liter solar dan 3.100 minyak tanah di rumahnya yang terletak Pulau Indo, Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/11/2014) siang.

Menurut Rahmatullah, dirinya tidak merasa bersalah dan tidak ada rasa malu karena BBM sebanyak itu didapatnya dengan membeli, mengumpulkan dan selanjutnya menjual ke orang-orang luar yang datang ke rumahnya.

BBM tersebut didapatnya dari tangan calo yang 'bermain' di beberapa SPBU di wilayah Kambara, Lasama dan Tampo.

"Warga di luar pulau ini tahu saya haji. Mereka juga tahu kalau saya hanya melayani menjual BBM ini ke mereka juga. Kenapa saya harus malu? Saya beli dari calo, lalu saya jual. Orang lain juga beli dari calo. Kecuali kalau saya mengambil barang dan nggak bayar, itu baru saya malu. Saya tidak ada rasa malu, kecuali ambil hak orang lain. Saya dapat untung karena beli ke calo pakai uang, bukan mengambil," kata Rahmatullah.

Ia mengaku membeli solar sebesar Rp165 per 20 liter dari calo. Selanjutnya, ia menjual seharga Rp175 per 20 liter. Sementara untuk minyak tanah ia beli dengan harga Rp110 ribu per 20 liter dan menjualnya seharga Rp125 per 20 liter.

"Untung sebulan nda sampai Rp5 juta, cuma Rp2 sampai Rp3 juta saja," kata dia. Selain dijual, lanjut Rahmatullah, BBM yang ia kumpulkan digunakan untuk operasional genset dan dua kapal miliknya.

Ia membantah penimbunan BBM ini dilakukan karena ingin mendapatkan untung besar pada saat kenaikan harga BBM. "Saya mulai mengumpulkan BBM sehabis hari Lebaran kemarin," ujarnya.

Pria yang telah menunaikan ibadah haji sejak 1995 itu merasa tidak ada pelanggaran hukum dilakukan kendati telah mengumpulkannya serta menjual BBM dalam jumlah besar.

"Kalau memang nanti jadi Tersangka, saya ndak masalah. Tapi, calo-calo dan banyak warga yang berjualan BBM di pinggir jalan itu juga harus diproses seperti saya toh," ujarnya.

Rahmatullah mengaku telah mendiami Pulau Indo seluas sekitar 400x80 meter persegi sejak 1963. Kini, dirinya sudah mempunyai seorang istri dan 10 anak.

"Tidak ada keluarga lain di pulau ini, hanya keluarga saya saja, tapi anak-anak juga sudah tidak tinggal di sini. Kalau kebutuhan sehari-hari saya beli ke pulang di seberang," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Kabupaten Muna, AKBP Sempana Sitepu yang memimpin penggerebekkan BBM ini membantah pengakuan Rahmatullah.

Menurut Sempana, informasi yang didapat dari para nelayan, bahwa Rahmatullah telah melakukan penimbunan BBM dan menjualnya ke luar Muna, seperti NTT dan NTB.

Saat ini, jajaran Polres Kabupaten Muna tengah menyelidiki ada atau tidaknya penyuplai, donatur dan penadah BBM yang ditimbun oleh Rahmatullah ini, termasuk ada atau tidaknya oknum aparat yang membantu bisnis BBM ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved