Kamis, 2 Oktober 2025

Jelang Ramadan Pengecer Elpiji 3 Kilogram Mulai Naikkan Harga

Harga elpiji ukuran tiga kilogram mulai tak wajar, naik melebihi harga normal di pasaran.

Editor: Budi Prasetyo
SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA
Kadisperindag Aceh, Safwan SE bersama Marketing Branch Manager Pertamina Aceh, Aribawa melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SPPBE Marwan Gas Abadi Jalan Banda Aceh Medan, Indrapuri, Aceh Besar, Senin (12/5/2014). Sidak tersebut terkait banyaknya pemakaian elpiji 3 kg, sehingga diimbau kepada masyarakat yang berkemampuan untuk memakai elpiji 12 kg. (SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA) 

 

TRIBUNNEWS.COM. MANADO - Menjelang bulan suci Ramadan dan bulan pengucapan syukur bagi masyarakat di Minahasa dan sekitarnya, menjadi tanda awas bagi warga, pemerintah dan PT Pertamina. Pasalnya, setiap ada dua tradisi tahunan ini selalu terjadi kelangkaan Elpiji, sehingga harganya naik jauh diatas ketentuan.

 Pantauan Tribun Manado, Selasa (10/6/2014), harga elpiji ukuran tiga kilogram mulai tak wajar, naik melebihi harga normal di pasaran. "Biasa saya beli di warung Rp 18 ribu. Tapi tadi saya tanya harganya sudah Rp 23 ribu. Warung yang lain bahkan ada yang Rp 25 ribu," ujar Eri, ibu rumah tangga warga Politeknik, Kelurahan Kairagi 2, Kecamatan Mapanget,Manado.

 Harga yang mulai naik sering pula dibarengi dengan kelangkaan. Khusus di Politeknik, kelangkaan belum terjadi di semua warung yang menjual secara eceran.

 "Sudah dua hari ini stok kosong. Biasanya dari pangkalan yang bawa ke sini, tapi sampai sekarang belum masuk. Kalau kosong selama beberapa hari, biasanya harga mulai naik tinggi," ujar seorang penjaga warung di Jalan Politeknik.

 Kenaikan harga di tingkat pengecer juga terjadi di Winangun. Rata-rata pengecer menjual dengan harga Rp 20 ribu. Enjel, pemilik satu di antara toko di Jalan Harapan, mengaku saat ini ia kehabisan stok elpiji 3 kilogram. "Saat ini kami sudah kehabisan stok. Setiap kali gas masuk, masyarakat di sini langsung berbondong-bondong membelinya," ujar dia.

 Kata dia, sudah dua pekan belakangan ini ia sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram karena stok di agen tempat ia mengambil cepat habis. Pihak agen bahkan sudah membatasi pengambilan elpiji setiap dua hari sekali, masing-masing hanya 10 tabung.

 Since, pemilik warung di Malalayang, mengatakan, sudah beberapa hari ini ia menjual sedikit elpiji 3 kg. Ia mendapatkan elpiji di tingkat agen di Kalasey Rp 17.500 dan menjualnya dengan harga Rp 19 ribu.

 Sedangkan menurut Rike, warga Winangun, meski harga Elpiji naik berapapun dia akan tetap membelinya. Karena ini memang satu kebutuhan dan sulit jika tidak ada gas saat mau memasak.

 "Harga gas belakangan ini sih agak naik, mau bagaimana lagi walaupun naik berapapun pasti saya akan membelinya, karena saya menggunakannya untuk memasak," ujarnya.

Hal berbeda dialami Linda, warga yang tinggal di Kalasey ini mengaku belum kesulitan membeli gas Elpiji 3 Kg, dan harganya masih tetap.

 Sementara itu, harga Elpiji di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) stabil, beberapa pangkalan dan kios yang menjual tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg)  selalu ada stok.

 Novke (28), warga Kelurahan Airmadidi Atas yang memiliki usaha kecil menjual makanan mengaku baru mengganti gas. "Tadi saya beli (tukar isi) harga biasa Rp 18 ribu, itu harga normal," ujarnya saat ditemui Tribun Manado, Selasa (10/6) di kediamannya sembari menunjuk kios yang tak jauh dari rumahnya.

 Namun, dia berharap, harga dapat terus stabil, karena pengalaman tahun-tahun sebelumnya, menjelang hari raya harga tabung gas 3 Kg selalu naik, bahkan hingga dua kali lipat.

 "Jadi pemerintah harus menjamin pasokan dengan melakukan sidak untuk mencegah penimbunan," ujar John Simbuang, Pengamat Minut, yang saat itu sedang makan di warung Novke.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved