2.485 KK Butuh Makanan Sahur
Hujan skala sedang yang mengguyur timur Sulawesi Selatan, sejak akhir pekan lalu, memincu banjir dan luapan air di empat kabupaten, Bone
TRIBUNNEWS.COM, SENGKANG -- Hujan skala sedang yang mengguyur timur Sulawesi Selatan, sejak akhir pekan lalu, memincu banjir dan luapan air di empat kabupaten, Bone, Sidrap, Wajo, dan Soppeng. Sebagian desa di Palopo dan Luwu , hingga tadi malam juga dilaporkan mulai terendam banjir.
Dampak banjir terparah dirasakan sekirar 20 ribu warga dari 12 kecamatan di Wajo. Satu warga Siwa, di perbatasan Wajo-Luwu, dilaporkan meninggal dunia, akibat terseret arus banjir.
Pemkab Wajo menyebut tujuh kecamatan jadi fokus evakuasi dan bantuan. Hingga Selasa (16/7/2013) malam, hujan masih mengguyur. Relawan PMI Sulsel, melaporkan ketinggian air di tujuh kecamatan di Wajo khususnya di bantaran Danau Tempe dan Danau Sidenreng, antara 1,5 m hingga 2,5 m.
Air ini berlumpur, coklat pekat, memuat material kayu dan batu kerikil, dan mudah menyebarkan wabah mutaber.
Ketua PMI Sulawesi Selatan (Sulsel) Ichsan Yasin Limpo, menggambarkan air luapan di daerah Wajo, sudah masuk ke rumah panggung warga sudah tergenangi hingga ke lantai. Sebanyak 2.485 rumah terendam, 100 tergenang hingga ke lantai. "Bantuan terus mengalir, dan relawan diinstruksikan siaga," kata Ichsan.
Bantuan kemanusian terus mengalir dalam jumlah terbatas, dan laporan dari lapangan, di bulan puasa ini warga butuh hidangan buka puasa dan sahur. "Kita terus coba menggalang bantuan untuk masuk ke daerah bencana," kata Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru, kepada wartawan.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang menyebut, karena lintas kabupaten pemprov sudah turun tangan berkoordinasi.
Selain luapan air, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV di Makassar, mengingatkan intensitas hujan masih tinggi, dan meminta warga mewaspadai bahaya tanah longsor di daerah pedalaman dan pegunungan di 9 kabupaten di gugusan timur Sulsel; mulai di Sinjai, timur Bone, Wajo, Sidrap, Soppeng, Luwu, Palopo, Luwu Timur, Luwu Utara, dan sebagian Toraja.
Wagub Sulsel mengonfirmasikan, hingga secara resmi Bupati Wajo sudah menyurat ke provinsi untuk meminta bantuan. Meski daerah lain, seperti Sidrap, Soppeng, dan Bone belum mengajukan surat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemrov Sulsel beraama Dinas Sosial dan SAR Tagana sudah turun ke lokasi banjir.
"Tugas utama menginventarisir. Pak Gubernur juga sudah meminta semua potensi memprioritaskan agar tak ada jatuh korban," kata Agus, kepada Tribun.
Kepala BPBD Sulsel Syamsibar, mengatakanTim Siaga Darurat dan unsur terkait sudah bergerak ke lapangan sesaat setelah informasi diterima, sejaka Senin (15/7) malam. "Tim darurat dibagi sesuai daerah bencana," kata Syamsibar.
Sendimentasi Tempe
Banjir di timur Sulsel ini, adalah efek dari kemarau basah dan anomali cuaca. Sendimentasi dan daya tampung air dua danau besar, Danau Tempe dan Danau Sidenreng di pusat kebudayaan Bugis itu, membuat banjir dalam dua dekade terakhir terus meningkat dan meluas.
Danau tempe adalah danau terbesar kedua di Sulawesi setelah Matano. Luasnya sekitar 320 km2 dan mencakup wilayah di 1o kecamatan di 3 kabupaten di pedalaman Sulsel, Wajo, Soppeng dan Sidrap.
Selain itu, kerusakan dan menurunnya kualitas lingkungan di sejumlah areal pegunungan di wilayah Soppeng, Wajo, dan Bone membuat dan luapan sungai Walannae dan sejumlah anak sungai, Sungai Cenrana (Bone-Wajo), Sungai Opo, dan Sungai Larappi di Awangpone, memicu banjir dan luapan air.