Kamis, 2 Oktober 2025

Petani Bentrok di Lokasi Eks Perkebunan Suwaru

Anggota buser saat ini masih kami siagakan di lokasi, agar tak terjadi bentrok susulan.

zoom-inlihat foto Petani Bentrok di Lokasi Eks Perkebunan Suwaru
surya/imam Taufiq
MARAH- Warga yang marah membakar traktor milik perusahaan Perkebunan Suwaru Buluroto, Blitar, Selasa (18/9/2012)

TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Sengketa lahan eks Perkebunan Suwaru Buluroto  di Dusun Gempong, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, mulai tak terkendali.

Sedikitnya, satu orang terluka parah setelah terjadi bentrok antara petani dengan orang suruhan eks perkebunan seluas 609 hektare (Ha) tersebut.

Korban luka adalah Rustam (40), warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum. Kepalanya bocor karena terkena sabetan senjata tajam dan kini dijahit 12 jahitan, hidung dan alis sebelah kanan juga robek. Selain menghajar Rustam, massa juga melampiaskan emosinya dengan membakar satu unit traktor yang rencananya akan dipakai merusak tanaman tebu warga.

Tak terkecuali, mobil Suzuki Vitara AG 1`793 MU, yang ditinggal kabur kelompok orang suruhan itu juga tak luput jadi sasaran amuk massa. Kaca belakang mobil itu pecah. Namun hingga Rabu (19/9/2012), petugas belum mengamankan satupun pelakunya, baik dari pihak warga maupun pihak lawannya.

"Anggota buser saat ini masih kami siagakan di lokasi, agar  tak terjadi bentrok susulan. Untuk kerugian material, seperti traktor yang terbakar itu kami masih mendatanya. Yang penting, saat ini situasi aman dulu, soal pengusutan kasus ini masih menunggu para korbannya sembuh dan membuat laporan," kata AKP Ngadiman Rahyudin, Kasat Reskrim Polres Blitar.

 Tanda-tanda bentrok itu sebenarnya sudah terbaca sejak Selasa (18/9) pagi. Sebab, sejak pagi itu, kelompok orang sewaan itu sudah mulai berdatangan, dengan mengawal traktor. Mereka hanya stand by di posko yang dibuatnya di tengah perkebunan. Baru menjelang magrib, di saat para petani sudah meninggalkan kebun, mereka mulai beraksi, yakni membabat tanaman tebu milik petani yang sudah siap dipanen.

Rencananya, sehabis tanaman tebunya dibabat, lahannya akan dibajak. Kabar pengrusakan tanaman tebu oleh para orang sewaan itu terdengar warga. Karuan, warga langsung tersulut emosinya. Petang itu juga, tanpa ada yang mengomando, puluhan warga dengan bersenjata seadanya, bergerak ke lokasi. Mereka berboncengan sepeda motor karena jaraknya dengan kampung terdekat masih sekitar 5 km lebih dengan medan jalan sulit.

Tiba di lokasi, warga langsung geram tatkala melihat tanaman tebu milik rekannya dibabat. Setelah sempat perang mulut sebentar, warga langsung emosi dan menyerangnya. Akibatnya, sekitar 20 orang suruhan itu dibuat kocar-kacir ketakutan.

Mereka melarikan diri karena sadar jumlahnya kalah banyak dibanding dengan para petani itu. Namun di saat rekan-rekannya berhasil meloloskan diri, Rustam justru terjebak dalam kepungan warga. Akibatnya, ia langsung jadi bulan-bulanan massa. Sebab, warga sudah lama menyimpan amarah padanya karena ia dianggap berkepala dua, kadang berpihak pada warga karena merasa dapat tanah garapan seperti warga kebanyakan.

Namun, giliran ada masalah seperti ini, dia malah menjauh dan justru mendekat ke kelompok orang suruhan itu, yang ingin merebut lahan eks perkebunan tersebut. Beruntung, sebelum Rustam mengalami luka lebih parah, ada warga yang menyelamatkannya. Malam itu juga, ia langsung dilarikan ke RS Ngudi Waluyo. "Jangkan salahkan warga. Mereka itu hanya mempertahankan haknya, yakni tanah garapan. Kalau mereka merasa diganggu ya bisa seperti itu," kata, Muhtadi (50), Kepala Desa Karangrejo, Rabu (19/9).

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Blitar Drs Palal Ali Santoso, mengatakan, peristiwa itu tak ada kaitannya dengan pemkab karena perkebunan itu masih dalam penguasaan pemerintah pusat. Kemungkinan, itu hanya dipicu rebutan lahan antara petani dan orang-orang perkebunan yang ingin kembali mengusainya. Namun demikian, sekkab yang baru menjabat dua minggu ini berjanji akan membantu penyelesaian sengketa tersebut.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved