Besok 7.700 Peserta Ikut Ujian Masuk Unismuh

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sebanyak 7.700 calon mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengikuti ujian masuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Unismuh, Sabtu (14/7/2012) besok siang.

Pembantu Rektor I Unismuh Dr Abd Rahman Rahim SE MM mengatakan, pelaksanaan ujian masuk Unismuh ini cukup ketat karena kuota yang disiapkan pada penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013 ini hanya disiapkan 5.000 kuota, dengan demikian ada 2.700 peserta yang dipastikan tidak lulus pada seleksi ini.

"Olehnya itu kita meminta maaf kapada calon yang tidak lulus karena kuota yang disiapkan hanya 5.000 peserta. Sehingga 2.700-nya tidak dapat diterima," kata Rahman Rahim di Rektorat Unismuh, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Jumat (13/7/2012).

Rahman mengatakan, dari banyaknya jumlah calon maba yang dipastikan tidak lulus ini menandakan tingginya tingkat keketatan untuk masuk di Unismuh. Selain itu, pelaksanaan ujian masuk di Unismuh hanya satu kali.

"Setelah ini kami tidak membuka lagi pendaftaran gelombang kedua. Alasannya, pertama karena efektifitas, dan kedua karena kita berasumsi bahwa gelombang pertama inilah yang memiliki kualitas bagus," tambah Rahman.

Ia berharap ujian seleksi yang digelar satu gelombang ini benar-benar bisa menjaring calon mahasiswa yang berkualitas. Selain itu, calon maba tersebut merupakan orang yang fokus dan benar-benar ingin masuk di Unismuh meskipun ada beberapa kampus yang juga menggelar ujian seleksi maba di hari yang sama.

Ujian masuk ini menggunakan 200 ruangan tes. Lokasi ujian, selain menggunakan Unismuh Iqra’ Tower berlantai 18 serta gedung yang ada dalam kampus juga menggunakan beberapa lokasi lain di antaranya kampus Unismuh Jl Sultan Alauddin, SMP Unismuh, MAN 1 Makassar Jl Talasalapang, dan Kampus I UIN Alauddin Jl Sultan Alauddin.

Baca Juga:

• 20 Juli Muhammadiyah Mulai Puasa Ramadan 
• Dede Yusuf Gembira Pramuka Catatkan Rekor Dunia 
• 3.046 Calon Mahasiswa Baru Bersaing Masuk di PNUP 
• Minyak Mentah Dijarah Negara Rugi Rp 100 M