Minyak Mentah Dijarah Negara Rugi Rp 100 M
PT Pertamina kehilangan minyak mentah sebanyak 100 ribu barel atau setara dengan 10 juta dolar AS (Rp100 miliar) atas penjarahan yang terjadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina kehilangan minyak mentah sebanyak 100 ribu barel atau setara dengan 10 juta dolar AS (Rp100 miliar) atas penjarahan yang terjadi di jalur Tempino-Plaju di Jambi dan Sumatera Selatan.
Angka ini sangat fantastis melebihi nilai kerugian Negara akibat korupsi yang dilakukan oknum pejabat Negara.
Karenanya, Pertamina berharap kejadian penjarahan ini segera bisa menindaklanjuti dan mengehentikan segera oleh Kepolisian.
"Kita harapkan kejadian ini bisa dihentikan, karena minyak sebagai jatah negara itu hilang, nilainya sudah sangat signifikan, karena kasus korupsi saja nilainya tidak sampai segitu,” tegas Vice Presiden Corporate Comunication PT Pertamina (persero), Ali Mudakir, di kantornya, Jakarta, Jumat (13/7/2012).
Tegas disebutkannya, aksi pencurian minyak mentah di jalur pipa Tempino sampai Plaju di Jambi dan Sumatera Selatan untuk bulan Mei 2012 saja tercatat sudah mencapai 39.000 barel. Dan untuk Juni 2012 mencapai lebih dari 59.000 barel.
“Kita harapkan kejadian ini bisa dihentikan, karena minyak sebagai jatah negara itu hilang,” harapnya.
Sementara itu, manajer Sekuriti PT Pertamina Gas (Pertagas) Heri Kuswanto menyebutkan bahwa hingga kini Pertamina sudah kehilangan 100.000 barel akibar penjarahan minyak mentah yang dilakukan masyarakat dengan melubangi pipa-pipa tua miliknya.
Menurut keterangannya dari 1 Januari sampai 30 Juni saja tercatat sudah hampir 100.000 barel atau 10 juta dolar secara keekonomian kerugian Negara karena hal ini.
"Sudah jadi perhatian serius, dan apa ini perlu di periksa KPK ya?” tandas Ali Mudakir bertanya.
Klik Juga: