Sabtu, 4 Oktober 2025

Harga Kembang Ziarah Naik Dua Kali Lipat

Banyaknya permintan tersebut membuat harga kembang melambung tinggi, naik hingga dua kali lipat dari harga normal.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Harga Kembang Ziarah Naik Dua Kali Lipat
TRIBUN YOGYA /Ikrob Didik Irawan
Harga kembang melambung tinggi, naik hingga dua kali lipat dari harga normal.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan

TRIBUNNEWS .COM, SOLO – Tradisi nyekar (ziarah kubur) yang dilakukan masyarakat jelang bulan Ramadhan mendatangkan keuntungan bagi para penjual kembang. Masyarakat beramai-ramai memborong kembang untuk ditaburkan ke makam saat ziarah. Banyaknya permintan tersebut membuat harga kembang melambung tinggi, naik hingga dua kali lipat dari harga normal.

Di Pasar Kembang, yang merupakan centra penjualan kembang di Solo, puluhan pedagang kembang musiman mulai berdatangan hingga meluber disepanjang jalan Honggowongso. Mereka menjajakan berbagai kembang untuk keperluan ziarah di sisi kiri dan kanan jalan secara lesehan, mulai dari ujung utara jalan Honggowongso hingga perempatan Pasar Kembang.

"Harga kembang naik hingga dua kali lipat jelang bulan puasa ini. Sebab, harga dari pusatnya di Boyolali juga naik," kata Sumarno, salah seorang pedagang, Kamis (5/7). Sumarno menuturkan, ia dan pedagang lain menjual sebungkus daun pisang berisi kembang mawar merah seharga Rp 20 ribu. Isinya ada sekitar 15 hingga 10 kuntum mawar merah plus sedikit kembang kenanga dan melati.

Pada hari biasa, kembang tersebut hanya dijual seharga Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu saja. "Saya kulakan kembang dari Boyolali. Di sana harganya juga naik. Biasanya satu tas berisi 2 kilogram kembang hanya Rp 50 ribu, sekarang bisa mencapai Rp 200 ribu," katanya lagi.

Sujinem, pedagang kembang lainnya mengatakan, harga kembang dalam kemasan keranjang bambu juga mengalami kenaikan. Jika pada hari biasa hanya dibandrol Rp 10 ribu, maka jelang puasa ini naik menjadi Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu.

Nenek 60 tahun ini memperkirakan harga kembang akan tetap terus tinggi hingga tiba bulan puasa tiba. Setelah itu, harga kembang kembali normal karena tradisi nyekar sudah selesai. "Tapi seminggu jelang lebaran, harga kembang akan naik lagi. Karena masyarakat kembali melakukan ziarah beramai-ramai," katanya. (*)

Berita Terkait  :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved