Nelayan Tamalera Nyaris Tewas Diseret Ikan Pari
Dia menceritakan saat-saat Ebang adiknya bergulat dengan maut di perairan laut Lamalera pagi itu.

Laporan Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA - Mateus Daeng Ebang (42), juru tikam ikan paus (Lamafa) asal Desa Lamalera A, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Selasa (15/5/2012) sekitar pukul 18.00 Wita terpaksa dilarikan ke RSUD Kota Lewoleba.
Dia menderita sesak napas dan muntah darah setelah terseret ikan pari yang ditikamnya, Selasa sekitar pukul 09.00 Wita. Ebang terseret Pari hingga kedalaman 2 meter di bawah permukaan laut.
Ebang masih beruntung. Sekitar lima menit tak berdaya dan sekarat di bawah laut, Pari itu tiba-tiba mengapung dengan sendirinya. Kesempatan itu tidak disia-siakan teman-teman Ebang yang ada di Perahu.
"Dia cerita ke saya tadi. Selama di bawah laut, dia bersumpah jika dia memang salah, rela mati tetapi jangan dengan cara seperti itu. Tetapi kalau tidak bersalah, lepaskan aku," demikian ungkap kakak Ebang, Pa Yoseph Muriba di Rumah Sakit Lewoleba kepada Pos Kupang Selasa (15/5/2012) malam.
Dia menceritakan saat-saat Ebang adiknya bergulat dengan maut di perairan laut Lamalera pagi itu.
Setelah diangkat dari laut, tambah Muriba, teman-temannya langsung mengangkat kakinya, sehingga keluar air dari mulut. Mulutnya berbusa, air bercampur darah keluar dari mulutnya.
Kepala Desa Lamalera A dan tiga puluhan teman-teman Ebang yang sesama satu Pledang hari itu, bersama dengan keluarga nelayan, penuh di pelataran Rumah Sakit Lewoleba. Dia dirawat di ruang ruang perawatan penyakit dalam.
Kepala Desa Lamalera A, Kornelis Lelaona juga menyampaikan kekesalannya karena ambulans di Puskesmas Wulandoni rusak.
"Kita pakai mobil box dari sana. Kita hubungi ambulans Wulandoni dijawab asnya patah. Kita sesalkan kenapa ambulans dibiarkan rusak begitu," kata Lelalona.
Disaksikan Pos Kupang, Ebang masing terbaring lemah. Dijaga istrinya yang setia duduk di samping tempat tidurnya. Ebang belum bisa diajak bicara. Hanya kesedihan wajah istrinya menyambut pengunjung yang datang menjenguk suaminya.
Sementara di luar ruangan, puluhan keluarga dan masyarakat Lamalera berjaga. "Kami selalu bersolider satu sama lain," demikian ujar salah satu pengunjung.
Perawat jaga di ruang penyakit dalam malam itu mengungkapkan Ebang mengalami gangguan pernafasan. Sesak pada dadanya. Mungkin karena kemasukan air (aspirasi). Sedangkan pada kaki yang terbelit tali, tidak mengalami kerusakan. Hanya tendonnya yang agak bengkak, tetapi tidak patah. "Kondisi pasien sudah membaik," ujar dua perawat jaga malam itu.
Terkait dengan itu, kakak Ebang mengungkapkan keyakinannya bahwa nyawa adiknya tertolong karena dia tidak bersalah. "Adik saya tidak bersalah. Jika dia bersalah, kami sudah tidak melihat dia lagi malam ini," kata Muriba.
Berita Regional Lainnya: