Sabtu, 4 Oktober 2025

Sidak Denny Indrayana

Denny Indrayana Bantah Pemukulan di LP Pekanbaru

Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana membantah tegas adanya kabar yang mengatakan

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Denny Indrayana Bantah Pemukulan di LP Pekanbaru
Tribunnews.com/FX Ismanto/Tribunnews.com/FX Ismanto
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana membantah tegas adanya kabar yang mengatakan dirinya telah melakukan tindakan kasar saat menangani petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pekanbaru (PKU), Riau, Senin (2/4/2012) dini hari.

Namun dirinya mengakui telah melakukan inspeksi dadakan (Sidak) ke beberapa Lapas di daerah termasuk di Pekanbaru.

"Tidak benar berita yang mengatakan saya memukuli dan menampar petugas. Masa tampang saya tampang menampar. Itu berita yang saya terima. Saya perlu lakukan klarifikasi," ujarnya saat menggelar jumpa pers di Garaha Pengayoman, kantor Kemenkumham, Jakarta, Selasa (3/4/2012).

Justru, lanjutnya, dirinya lah yang meredakan situasi perlakukan kasar dari satu anggota tim sidak saat hendak berusaha menggerebek lapas Pekannbaru lantaran diduga adanya penyalahgunaan dan transaksi narkotika di dalam Lapas tersebut.

Saat itu paparnya, operasi Sidak di Lapas PKU dilakukan pada pukul 02.00 WIB dini hari hingga 06.30 WIB.

Lantaran operasi sangat rahasia, dirinya didampingi para petugas BNN melakukan penggerebekan lapas tersebut secara sembunyi-sembunyi. Dirinya juga mengungkapkan operasi ini sengaja tak berkoordinasi dulu dengan pihak lapas, agar tak disalahgunakan info tersebut oleh pihak lapas.

"Sidak ini tidak boleh bocor. Tidak boleh kehilangan waktu kalau bocor. Karena yang dicari Barang Bukti (BB). Kalau kehilangan waktu sebentar, BB bisa hilang," ujarnya.

Kronologinya, sambung Denny, saat sampai di Lapas, dirinya mendapati pagar lapas telah digembok. Bahkan, berkali-kali dilakukan permohonan buka gerbang, pihak lapas justru enggan membukanya juga. Setelah diyakini ada seorang Menteri, pihak petugas akhirnya membukanya namun ditutup lagi lantaran takut.

Oleh karena itu, salah satu tim kata Denny langsung berusaha memanjat gerbang dan meloncat ke dalam lapas.

"Sampai di pintu ada proses cukup lama, 5 menit. Tidak dibukakan, lebih 5 menit. Petugas mulai gelisah, satu menit operasi bisa gagal. Tolong dibuka ini Wakil menteri. Lihat ada saya, ditutup lagi, enggak dibuka. Begitu dibuka, kemudian saya bilang, saya tegur, kenapa lama sekali? Kan tahu saya datang? Petugasnya jawab 'Iya pak, takut. Iya tunjuk ada BNN pakai senjata'," kata Denny menceritakan kronologi penggerebekan seraya nengutip pernyataan petugas lapas.

Dari jawaban petugas Lapas itulah, ada satu anggota tim sidak yang emosi dan berusaha ingin memukul. Namun, langsung ditahan Denny.

"Di situ ada petugas marah, mukul. Saya justru menahan. Supaya tidak dipukul lagi. Saya bilang berhenti, jangan dilanjutkan. Setelah itu proses berjalan, lebih 3-4 jam. Ada orang diambil (3 orang) satu bandar. Dua warga binaan," paparnya.

Setelah operasi selesai, tim diwakili Denny meminta maaf kepada petugas lapas lantaran ada perlakuakn kasar dari anggota tim.

"Saya membesarkan hati petugas. Saya minta maaf ada yang mukul. Tapi lain kali kalau ada begini langsung dibuka. Betul saya minta maaf karena ada yang memukul," kata Denny.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved