Helikopter Jatuh
Beatrix Sibarani Iklaskan Kepergian Willson
Berat memang menerima kepergian seseorang yang dicintai lagi dia adalah anggota keluarga, pergi untuk selamanya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berat memang menerima kepergian seseorang yang dicintai lagi dia adalah anggota keluarga, pergi untuk selamanya. Kepergian itu begitu membekas dan cepat.
Hal itu diakui kakanda Willson Joshua Mangihuttua Sibarani, salah satu korban kecelakaan helikopter di perkebunan Kelurahan Dano Wudu, Kelurahan Ranowulu, Kota Bitung Sulawesi Utara, Beatrix Sibarani, saat berkisah di kediamannya, Jakarta, Kamis (4/8/2011).
Kesedihan itu tidak dapat disembunyikannya saat berkisah mengenai sang adik tercinta yang menghembuskan nafasnya selamanya kemarin.
Namun, baginya, banyak kisah dan pengalaman tentang sosok Willson, yang disapanya si abang.
Pakaian kebanggan sang mendiang sangat diingat Beatrix. "Itu dia pernah saya bilangin abang pakaianmu itulah kayak ngak ada yang lain. Bajunya itu coklat kotak-kotak, jaketnya, sepatunya itu," kenang sang kakak.
Untuk diketahui, baju coklat kotak-kotak itu melekat di badan mendiang Willson saat ditemukan.
Beatrix pun mengenang prinsip sang adik yang saklek terhadap tanggung jawab kerjanya sebagai seorang Geologis.
"Saya bangga dengan dia, dia itu orangnya saklek dengan kewajibannnya. Dia kan pergi dalam menunaikan tugasnya. Itu kebanggan," jelasnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan dirinya dapat menerima, dan iklas atas kepergian selama-lamanya Willson.
"Kita sudah iklas dia pergi. Karena kalau tidak kasihan dianya. Kita iklas," terangnya.